Hujan, Pelangi, dan Lamunan Liar di Malam Jum’at

Ini adalah postingan pertama saya lewat hape. Biasanya saya suka ketik-ketik di kompi saja. Ceritanya saya sedang baca-baca timeline di Line. Cerita singkatnya lagi, beberapa hari ini, hampir setiap hari saya menemukan apdet status cem ini:
“Kenapa Pelangi munculnya sebentar? Karena Tuhan ingin kita tahu bahwa keindahan itu hanya bertahan sebentar.”
Dari pertama baca saya sebenarnya sudah gemes tapi masih bisa menahan diri. Tapi hari ini entah kenapa lamunan dan pikiran liar saya kemana-mana, kemudian secara impulsif jari-jari saya bikin status panjang lebar untuk membantah pernyataan yang bikin gemes itu.

Kira-kira seperti ini bantahan saya:

“Kenapa Pelangi munculnya sebentar? Karena Tuhan ingin kita tahu bahwa keindahan itu hanya bertahan sebentar.”
Ah, jangan suudzon gitu lah sama Tuhan…
Tuhan menciptakan siklus mendung-hujan-kadang ada pelangi-kadang juga tidak itu, bukan hanya ingin menunjukkan pelangi yang indah dan warna-warni saja, mas dan mbak sekalian… Lah terus mendung dan hujannya jadi cuma jadi pajangan aja gitu? Cuma lewat aja gitu? Ah, sampean iki ono-ono wae…
Kenapa pelangi munculnya sebentar? Kenapa juga yang dilihat yang cuma sebentar? Padahal aktor utamanya disini adalah Hujan. Kenapa yang lihat si cameo-nya? Hayo looh?!
Jadi menurut analisa filosifi ala kadarnya saya seperti ini:
Sebelum hujan turun pasti ada mendung. Mendung disini menandakan sebuah peringatan. Bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Bagi yang sedang menjemur cucian harap segera diambil cuciannya. Bagi yang sedang nyantai di zona nyaman harap segera bangun. Uups!
Jika Pelangi disimbolkan sebagai keindahan atau kebahagiana, sedangkan Hujan katakanlah simbol kesedihan, masalah atau sakit misalnya. Coba deh ingat-ingat lagi, kalau sedang hujan orang-orang, sebelum ada gajet yang bikin asyik sendiri dan lupa kanan kirinya, biasanya akan duduk. Berdiam. Termenung (sambil lihat hujan mungkin). Bahkan mungkin sedang berfikir. Hujan atau kesedihan atau masalah itu sebenarnya menyuruh kita untuk merenung atau mungkin instropeksi diri.
Problem atau permasalahan menyuruh kita instropeksi diri, saat instropkesi kita belajar. Belajar mengenali masalah, belajar mengahadapi masalah, belajar menyelesaikan masalah dan diakhir kalimat kita belajar berdamai. Berdamai dengan diri sendiri atau dengan orang lain. Pelangi, hanya kado kecil dari Tuhan karena kita berhasil menghadapi hujan.

Langit yang paling cerah adalah setelah turun hujan. Udara yang paling sejuk adalah setelah hujan. Sehat yang paling nikmat adalah setelah sakit.

Peristiwa menyembuhkan adalah keindahan dan syarat keindahan penyembuhan adalah sakit.” —> quote favorit dari Cak Nun

Oke, katakanlah memang benar bahwa sesuatu yang indah itu tidak bertahan lama atau cuma sebentar. Nothing last forever, mbak dan mas sekalian. Tidak cuma pelangi hujan juga gak berlangsung selamanya.

Tapi kan dibandingkan hujan pelangi memang lebih sebentar munculnya?

Lah, sampeyan itu sudah dikasih tapi koq minta banyak. Kadonya yang banyak dan kalau bisa bertahan lama. Sukur -sukur, mas, mbak, sudah dikasih reward sama Tuhan. Hehe

Selamat malam jum’at semuanya… Disana lagi hujan?  Kebetulan disini enggak. Hehe

Jatuh Cinta

 

imagesBagaimanapun akhirnya jatuh cinta itu selalu menyenangkan

Entah cinta membawamu pada cerita saling mencintai atau hanya berhenti pada mencintai mimpi, jatuh cinta itu selalu menyenangkan

Entah kau mencintai senja yang cantik atau mencintai hujan yang mendung, jatuh cinta itu selalu menyenangkan

Jatuh cinta itu selalu menyenangkan, karena ada rindu sebagai nafasnya

Jatuh cinta itu selalu menyenangkan karena detak jantung yang berdebar sebagai simfoninya

Jatuh cinta itu selalu menyenangkan karena bahagia dan tawa yang meninabobokan setiap malam

Bahkan ketika sepi merengkuhmu dalam pelukannya, memanggil memori ketika jatuh cinta, kau tak akan merasa hampa

Yaa, jatuh cinta itu selalu menyenangkan.

 

Dan aku ingin jatuh cinta lagi…

Hujan di Seberang

 

Dear Hujan,

Hujan, kau datang tepat ketika panasnya gurun melanda hatiku. Ketika kau turun, begitu bahagianya aku, meloncat-loncat kegirangan. Kemudian duduk temenung lama di depan jendela, terus memandangimu dalam diam. Sesekali aku mengelus lembut kaca jendelaku untuk menyentuh rintikmu.

Hujan, bagiku segalanya begitu indah tentangmu…

409480_372627169418848_100000147055952_1670952_1867603913_aAirmu yang berjatuhan membasahi tanah dan pepohonan di sekitar, begitu tenang, seperti melihat mata sayu yang sendu. Begitu teduh memandangimu. Aku tercandu tuk terus memandangimu. Teruusss…. dan terusss….

Gemercik suaramu  seperti sajak-sajak cinta yang menggetarkan jiwa. Romantis.

Dan aroma tanah yang menyeruak seusai kau membasahi bumi, menjadi penyedap yang tak terlukiskan kala itu.

Hujan, kau selalu bisa membuatku tersenyum ketika menyelami pikiranmu. Aku jatuh hati padamu. Tapi, keindahanmu hanya bisa kunikmati dari dalam kotak yang tertutup rapat tempatku berada. Bahkan aku tidak bisa keluar dari sana hanya sekedar untuk berjabat tangan dengamu.

Terkadang aku menyesalkan, kenapa kita berada pada kotak yang berbeda. Kenapa kau tidak jatuh di kotakku. Kenapa kau jatuh di kotak yang berbeda.

Andai saja, kita semua dalam satu kotak yang sama, mungkin aku tidak perlu menunggu lagi hujan lain turun di kotakku.

Warna

what's your colour

 

Jika kau mawar merah, kau pasti cantik dan harum, banyak orang yang akan menyukaimu. Tapi kau punya duri yang tajam, yang bisa menyakiti siapapun yang memegangmu.

Jika kau rumput ilalang liar, kau tidak di lirik banyak orang, kau juga di anggap penganggu bunga yang lain. Tapi kau tak kenal menyerah, kau  bisa tumbuh di mana saja.  Dan banyak orang yang tak tahu, kau tumbuh untuk menyuburkan, untuk menghidupkan

Jika kau matahari, kau akan menyinari dunia. Dunia akan terang karenamu, semua membutuhkanmu. Tapi kau juga panas yang menyengat

Jika kau hujan, bumi akan dingin karenamu. Banyak yang menantimu dan mencintaimu, tapi banyak pula yang membencimu, ketika air bah mu meluap dan menyebabkan banjir.

Setiap orang memiliki warnanya masing-masing. Setiap warna memiliki fungsi untuk mewarnai bagian dunia yang berbeda.

Apapun dirimu, bagaimanapun warnamu,   entah kau Mawar (Merah), Rumput (Hijau), Matahari (Kuning), atau Hujan (Abu-abu),

Tuhan tidak sedang iseng ketika menciptakanmu. Tidak ada yang sia-sia di mata Tuhan,

Kebiasaan manusia-lah yang suka melakukan stigmatisasi dan labelling, membuat sesuatu di nilai tidak pantas sementara yang lain pantas.

November Rain, November It’s Me

Gambar Dari dulu aku sangat suka bulan November. Entah karena aku lahir di bulan November, atau ada faktor lain, aku tidak tahu dan tidak peduli. Begitu menyukai bulan November, dengan PeDe-nya aku mengatakan bahwa November It’s me, November adalah aku.

Tapi… November selalu hujan.

Aku tidak suka hujan. Aku merasa hujan selalu menghalangi ketika aku mau pergi ke suatu temapat, apalagi ketika sedang terburu-buru. Saat hujan aku harus selalu membawa payung agar tidak kehujanan, dan aku benci bawa payung! Rempong!!! Saat hujan turun tiba-tiba, aku harus berhenti dan berteduh untuk menghindari basah, aku benci basah!! Apalagi basah nyemek-nyemek, sangat tidak nyaman!! Hujan juga bisa membuat pakaian yang baru di cuci berbau molto wangi seperti bayi, menajdi bau apek dan tengik-tengik gurih, karena hujan turun tiba-tiba dan baju tidak sempurna kering saat di jemur.

Aku memang benci hujan tapi aku tidak pernah benci November.

Tapi sepertinya hujan tidak ingin dipisahkan dari bulan November-nya. karena hujan selalu dengan November. November Rain.

Tapi aku ingin November tanpa hujan! Mungkinkah??? Tentu saja tidak. Karena itu Hujan langsung turun saat aku ingin memisahkannya dari november #serius beneran terjadi#. Seperti ingin memberitahuku bahwa ia tidak ingin dipisahkan dari bulan November-nya, hujan mengajakku untuk memahami, menerima dan berdamai dengan-nya.

Hujan turun untuk menyembuhkanku.

Hujan mempunyai kekuatan menghipnotis manusia ketika kita memandanginya. Ini salah satu fakta unik tentang hujan, dan itu mengejutkan para ilmuan Loh!! Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu”.

Dan aku mendengar lagu itu. Aku mendengar bahwa dia ingin selalu dengan bulan November-nya. Karena hujan adalah November. Dan November pasti hujan. Aku berhasil terhipnotis oleh hujan.

Dalam lamunku, ketika penyakit “autisku” kumat, aku bertanya-tanya pada diriku yang berada didalam sana. Benarkah aku membenci hujan? Kenapa aku membenci-nya? Bukankah November selalu hujan? Tapi bukankan November adalah aku? Apa salahnya dengan hujan? Apa salahnya menjadi hujan? Atau jangan-jangan kamu ingin menjadi matahari?

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu menempel sepertu upil di kepalaku, sampai-sampai tanpa sadar aku mencari tahu lebih banyak tentang hujan. Dan hujan benar-benar menyembuhkanku dengan caranya yang unik dan cetar membahana. Lewat buku yang berjudul “Biarkan Hujan Menyembuhkanmu” karangan Wahyu Bramastyo yang kutemukan secara tidak sengaja ketika aku mencari bukuku di tumpukan buku-buku kakakku, hujan menyembuhkan dengan aku membaca buku itu dan sangat terinspirasi oleh-nya, Hujan dan buku.

  Tidak hanya lewat buku itu saja, kali ini hujan mengirimku sebuah surat cinta, yang secara tidak sengaja ku temukan ketika lagi showan ke rumah Mbah Google. “Anyone who think sunshine is pure happiness, has never danced in the rain“, itu pesan-nya.Dan aku langsung tertohok ketika membacanyaseperti ada bambu runcing yang menancap ke hulu hati sampai tembus ke punggung.

Sadar, selama ini aku sangat membenci hujan karena aku ingin menjadi Matahari yang bisa menyinari dunia atau musin semi yang indah berwarna-warni, hangat dan menyenangkan. Aku tidak ingin menjadi hujan yang suram, mendung dan melankolis. Sadar selama ini aku ingin menjadi orang lain dan bukan diri ku sendiri, membuatku malu pada diriku sendiri dan malu pada hujan.

Tapi hujan telah menyembuhkanku, aku tidak ingin lagi menjadi matahari. Aku ingin tetap menjadi hujan yang bisa menghipnotis manusia hanya dengan memandanginya. Hahahahaha… PLAK!! Abaikan~~. Tanpa hujan turun terlebih dahulu, apakah kamu bisa melihat pelangi?? Tidak! Pelangi akan muncul setelah hujan turun. Jadi jika kamu ingin melihat pelangi lihatlah aku terlebih dahulu… hahahahahayyy!!! 😛

Melewati perantara buku dan surat itu, hujan ingin mengajariku menemukan diriku yang otentik, diriku yang sebenarnya. Karena hujan tau aku merindukan diriku yang sebenarnya. Lewat buku itu juga hujan mengajariku bagaimana mendalami dunia spiritualku. Hujan juga mengajariku untuk menemukan apa yang kuinginkan dalam hidup ini, dan akan ku bawa kemana hidupku kelak.

Karena hujan, I enjoy myself.

Lewat pesan singkat itu juga, Hujan ingin mengajariku bagaimana menikmati hidup.  Bagaimana menikmati hujan. Apakah kamu akan menyiksa diri dengan terus membeci hujan, ngedumbel, mengeluh  sambil menunggu hujan reda dan itu berarti tidak akan membawaku kemana-mana, atau kamu memilih menyukai hujan dengan menikmati-nya walau hanya dengan melihat saja atau aku bisa berlari dan  menari bersamanya. Hujan telah mengajariku untuk menikmati dan mencintai hidupku. Hidup yang ku jalani saat ini, keluargaku, sahabatku, teman-temanku, pekerjaanku, hobiku, hapeku, leptopku, gajiku, baju-bajuku, adan apapun itu yang menjadi milikku saat ini.

Karena hujan, I enjoy my life

Hujan sepertinya ingin mengajakku keluar rumah dan  menari bersamanya. Ono-ono ae udan iki… kenapa gak sekalian menari bersama elang dan Naga???

Jadi teringat kata-kata bijak yang lagi populer di facebook, “Life isn’t about waiting for the storm to pass. It’s about learning to DANCE in the RAIN.”  Ada banyak cara untuk menikmati hujan, tidak cukup memandangi hujan lewat jendela sambil makan mangga atau memandangi hujan dengan bermesraan bersama kasur dan selimut.  Ada banyak tantangan saat hujan turun, kamu bisa keluar rumah dan hujan-hujanan, kamu juga bisa menari di bawah hujan atau kamu bisa bermain lumpur dan ngesot-ngesot bersama kodok dan bekicot. Hujan mengajariku untuk lebih berani mencoba sesuatu yang belum pernah kulakukan dan berani menghadapi tantangan hidup yang ada di depan mata.

                                                  Karena hujan, I Dance With Live

Lebih dari apapun, Hujan tidak lupa mengingatkanku untuk selalu bersyukur dan selalu  teringat pada-Nya, Allah, Tuhan yang menciptakan hujan.

Yaa, hujan benar-benar telah menyembuhkanku. Mengajari menerima aku apa adanya, diriku yang universal: fisikku, jiwaku, hidupku, duniaku dan hujan itu sendiri.

Because November Rain, November It’s me~

——————————————————————

Terima kasih Ya Allah, karena mengirim hujan untukku