Hanya sebuah foto yang saya ambil di Google
Manusia itu menyukai kenangan. Bukankah hanya kenangan yang bisa membuat peristiwa sedih menjadi indah nantinya dan bisa dinikmati, bahkan bisa dijadikan cerita? Saat sendiri dan merasa kesepian, memanggil kembali kenangan, suasana bisa menjadi lebih dramatis bisa sedikit menghibur hati yang kesepian. Potensi manusia yang menyukai kenangan inilah, membuat produser drama korea membikin drama yang mengajak pemirsanya memanggil kembali kenangan-kenangan pada periode waktu tertentu. Sudah tiga drama yang telah diproduksi, yaitu Reply 1994, Reply 1997, dan reply 1988. Ketiga seri Reply tersebut sangat disukai masyarakat korea dan penikmat drama korea. Konon katanya Reply seri terbaru yaitu Reply 1988 lah yang mendapat sambutan paling meriah, sangat dicintai dinegaranya dan bikin baper penikmat drama korea di luar Korea, termasuk Indonesia, terutama SAYAH!!
Saya, sebagai brand ambassador tidak resmi Tv-N (stasiun televisi yang menayangkan drama ini) cabang Indonesia, mengajak dan mengundang anda semua untuk menonton drama ini. Dan sebagai penikmat drama korea tingkat veteran, saya menobatkan drama ini sebagai Drama of The Year 2015 and 2016 (yah, nanti kalau ada drama yang lebih bagus di tahun ini akan saya revisi. Wkk).
Entah drama atau film yang saya review di blog ini pastinya “lain” dari drama-drama lainnya – yang saya ikuti. Sesuatu yang lain itulah yang ingin saya bagikan. Saya perlu mengeluarkannya biar gak bosok di dalam.
Anda tidak terlalu suka drama percintaan? Jangan khawatir… karena drama ini ber-genre Drama Family Comedy. Bercerita tentang 5 keluarga koplak yang tinggal di gang yang sama pada tahun 1988. Yup, drama ini mengajak kita bernostalgia ke tahun 1988. Anda belum lahir atau masih orok ditahun segitu? Sama, saya juga. Hahahaha. Jangan khawatir juga, karena Korea tahun 1988 sama dengan Indonesia tahun 1998, paling tidak itulah yang saya rasakan. Wakakaka. Gile, Indonesia ketinggalan 10 tahun dari korea, Bo’. Wakakak. Anda tipe orang yang mudah bosan dengan banyaknya episode? Jangan khawatir karena drama ini mengandung humor tingkat parah. Setiap episodenya pasti ada adegan yang LOL banget sampe bikin ngakakak.
Attention to detail
Drama yang sangat attention to detail banget. Saya yakin persiapan pembuatan drama ini lebih lama dari drama-drama lainnya. Dibutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan riset tentang apa saja yang terjadi 27 tahun silam. Peristiwa-peristiwa bersejarah, peristiwa politik yang kontroversial, fenomena masyarakat yang terjadi pada waktu itu, budaya masyarakat yang masih dilakukan pada waktu itu dan mungkin sudah hilang saat ini, fashion, hair style, make up, lagu, film, tayangan berita, bahkan Iklan-iklan jaman jadul ditayangkan kembali! Belum lagi mengumpulkan benda-benda yang lagi nge-trend dan merepresentasikan tahun tersebut. Seperti, televisi, tape recorder, telepon, kulkas, mobil, bus, komik, kaset, walkman, piringan hitam, bahkan snack-nya pun kemasannya dibikin persis seperti 27 tahun silam. Sumpah niat banget pokoknya, beda jauh sama, ehhem, sinetron endonesah.
Saya baru tahu kalau Olimpiade 1988 dilaksanakan di Seoul Korea Selatan. Di tahun 1988 di korea, budaya memberikan atau bertukar makanan ke tetangga masih berlangsung. Di Indonesia, sampai sekarang masih berlangsung. Wakaka. Pisang dan Nanas adalah makanan mahal dan langkah di korea pada tahun tersebut. Satu biji pisang (biji loh yah, bukan satu curung) harganya lebih mahal daripada satu bungkus rokok. Di Indonesia, segala macam pisang dan Nanas mudah dicari dan harganya murah pula. Wakakak… Ah, Endonesia kau sungguh sesuatu… :-*
Mendobrak standar cerita fairy tale
Fairy Tale???? Iyes… Fairy Tale tidak bisa lepas dengan cerita tjinta dan menemukan tjinta sejati. Uhuk. Entah apapun itu, novel, film, drama, sinetron yang bergenre romance, tema utamanya tidak jauh-jauh dari itu. Menemukan Tjintah Sejatih, #preett!
Jika drama lainnya hanya dan terus memamerkan kisah tjinta antara dua insan manusia yang penuh cobaan dan ujian, dan mendoktrin permisanya dengan pemikiran jika kamu percaya tjinta, maka tjinta akan menolongmu dari segala macam bahaya dan hidupmu akan bahagia selamanya. #Astaghfirullah.. Oke, itu tidak salah tapi saya wes enek dengan yang seperti itu. Dan nyatanya juga tidak seperti itu. Jauuhh seperti itu.
Drama ini seperti ingin mendobrak standar cerita drama per-tjintaan selama ini. Bahwa, tjinta antara dua insan yang dimabuk asmara adalah golongan terendah dari tingkat kasih sayang antar manusia. Di atas itu, masih ada cinta orang tuamu, kakak adikmu yang berada dalam satu institusi yang disebut keluarga. “Pada akhirnya yang menolongmu dari masalah bukanlah otak, tetapi seseorang yang akan terus mengandeng tanganmu dan tidak akan melepasmu, dia adalah keluarga.”.
Selain keluarga, masih ada hubungan antar sahabat yang lebih intim daripada patjaran dan biasanya dianggap sepele, “Mencintai seseorang bukan cuma berarti kau harus senang bisa ada didekat mereka tapi artinya kau mau menyesuaikan dirimu dengan mereka. Lalu, mencintai seseorang berarti sebesar apapun rasa sakit dan penderitaan yang disebabkan oleh orang itu dan meski kau ingin sekali membenci mereka tapi, pada akhirnya, kau tidak akan bisa membencinya. Mencintai seseorang, bukan berarti kau tidak membenci mereka. Melainkan kau tidak bisa membencinya”. Dan itu semua hanya bisa dilakukan oleh keluarga dan sahabatmu, bukan pacarmu, mungkin juga suamimu. Hehe :p
Btw, itu yang digaris miring bukan quote bikinan saya. Itu saya nyadur dari drama ini. Mana mungkin saya bisa bikin kata-kata yang super sekali seperti Golden Fish Ways kayak gitu, ya kan?? wkakaka :v :p
Deep Messages
Menurutku, ini adalah Drama Satir. Dibalik skenario yang penuh dengan kekocakan, setiap episodenya mengandung pesan yang sangat mendalam. Yes, setiap episodenya. Drama yang penuh dengan muatan pesan mendalam tapi dibalut dengan sangat ringan dan menghibur. Dan realistis!
Bikin Baper berkepanjangan
Ini yang paling bikin gregetan. Meskipun tema utamanya adalah keluarga dan sahabat, entah kenapa romancenya bikin baper berkepanjangan. Padahal yah, cuma gitu-gitu doang. Ini adalah drama dengan ending yang menyedihkan. Menyedihkan bagi saya lah…! Mana mungkin ada cerita romance comedy yang berakhir menyedihkan? Ya kan?
Karena sad ending bagi saya itulah, saya menaruh kebencian yang luar biasa pada penulisnya. Dasar bajingan tengik! Saya dibikin ketawa, nangis, terharu, belum habis terharunya dibikin ketawa lagi, terharu lagi, nangis lagi, BAHKAN PATAH HATI!! Siapa mereka berani-beraninya membuat wanita kuat dan tegar seperti saya bisa rapuh dan patah hati hanya dengan cerita fiksi romantisme picisan anak remaja. Cih!!!
Bagi yang sudah menonton drama ini, atau akan menonton drama ini, saya titip salam buat Mas tjakep, tinggi yang tangganya ganteng dan punggungnya menggoda. Dia yang bikin saya patah hati. T__T
Mblo… Mblo… Seharusnya hidupmu itu dibikin patah hati karena hubungan asmara, bukan patah hati karena lihat drama. Dasar Jomblo…