Ngrumpiin Drama Korea Tomorrow With You

Sebelumnya saya sempet galau mau bikin review drama ini atau tidak. Gak bikin ini eman banget karena saya syuka sekali sama drama ini. Dan ada banyak hal yang bisa dijadikan bahan buat review. Tapi mau bikin ini gimana gituuu…

Sempet pengen ngebahas tentang pernikahan. Meskipun saya belum nikah, tapi kan saya ini berada pada usia menikah, uhuk, dan pastinya punya pemikiran tentang pernikahan. Jadi sekalian curhat gitu deh.. wakakaka. Tapi gimana yaah… saya emang syusah banget kalo disuruh curhat dimedia sosial apalagi dibaca banyak orang. wakakakaka. Jadi saya urungkan deh~

Mau menulis pesan bijaksana yang bisa diambil dari drama dengan tulisan ala-ala mario teguh yang zuppeerr dan golden ways, pasti pada bosen kan yah? Padahal saya nemu bahasan tema selain takdir, kerja keras.  Bosen gak sih? Kalo enggak bosen dan postingan ini dapat 500 like (kebayakan!!!) yaudah 20 like aja, akan saya tulis deh dua tema yang saya urungkan tadi. Saya yakin gak bakalan dapet like sebanyak itu. Emang sengaja bikin alasan. 😛

Daannn setelah berhari-hari galau-mau-bikin-atau-tidak-kalau-bikin-mau-ngebahas-apa, akhirnya saya memutuskan mau ngerumpiin drama ini aja diindang. Iyes, cewe kan kalo sudah ngrumpi, apa aja di bahas tu yah…

wedding rain

Lucu kali yah nikah pake payung kek gini. Kalo di Indonesia kayak gini, pawang hujan pada nganggur semua XD

Yuuukss mari jeung merapat, siapkan gosip yang paling hangat!

Pertama, untuk membangkitkan suasana, mari kita ngrumpiin aktor dan aktrisnya. Drama ini saya download karena ada Lee Jae Hoon. Pengen tau dia kalau ekting drama romance kayak gimana. Dan saya suka saya suka~ Ektingnya natural bangeeett. So Sweeet gitu kan orangnya? Shin Min Ah juga mengakuinya dalam video behind the scene,  saat syuting adegan foto prewed. Shin Min Ah bilang ” Arek iki terlalu natural ekting e, koyok e wes berpengalaman ngunu loh”. Dan saya setuju ngits sama kakak Min Ah. Selain sweet, karakter So Joon ini juga unyuuukk bangettt… Yawlaaah koq ada makhluk unyuk seperti dia. Mau dong ah satu. Belinya dimana sih? Ikutan P.O dong sist…!! Maaf Gong Yoo ahjussi, kau memang hot, tapi aing sudah menemukan penggantimu. XD

twy so joon cute 1

Saya biasanya bukan tipe orang yang suka lelaki imut. Tapi pengecualian sama yang ini. wakakakaka

 

Sebagus apapun ekting pemainnya kalau gak ada kemistri bakalah garing kan? Untuk itu, mari kita berterima kasih kepada Sissy Min Ah, yang memang dari dulu jago banget membangun kemistri dengan lawan pemainnya. Kemistrinya mereka berdua itu kawin banget! Ngomong-ngomong masalah kawin, kayaknya ini, drama pertama tentang pernikahan yang gak ada bumbu  tentang kawin kontrak yang dari benci jadi cinta, perebutan harta yang mbulet, atau perselingkuhan yang melelahkan. Satu poin plus dari drama ini!

tomorrow with you

Sumber

Hampir tidak ada adegan atau dialog yang cheesy! Bentar saya ingat-igat lagi… Yap!! hampir tidak ada adegan atau dialog yang cheesy yang bikin saya meriang. Contohnya, adegan lari-lari sambil berpegangan tangan dengan efek slowmotion-adegan wajib drama pertjintaan. Drama sebagus apapun, pas lagi serius-serius nonton ada adegan begituan, sumpah mood saya langsung jelek! Itu adalah adegan yang gak penting dan sudah kuno dan perlu dihilangkan! Untungnya di drama ini kagak ono. Puji Tuhan~  Ada sih beberapa adegan yang terlalu unyuuukkk sampai bikin saya gatal-gatal. Bahkan gulung-gulung diatas kasur wkakakak (saya beneran gulung-gulung loh). Tapi meskipun sempat nyinyir dan gatal-gatal-dan-gulung-gulung, teuteup akhirnya saya ulang beberapa kali. wakakakaka. Aku tuh gak bisa nolak kalo so joon lagi ekting unyuukk gitu kakaaak~

 

Sayangnya rating drama ini rendah banget di Koriyah sono. Tapi diluar Korea, drama ini hebohnya mengalahkan Drama Goblin. Menurut subyektif saya. Wakakakaka. Jadi kenapa demikian?  Masyarakat Korea itu nyinyir banget kan??? (menurut saya iya). Apa- apa harus perfect. Apa-apa dikomentari. Tapi gak ada benernya, selalu ada yang salah. Dari banyak “mengobservasi” komen-komen orang korea yang pernah saya baca, saya bisa menyimpulkan, orang korea kalau nonton drama itu gak hanya cerita atau artisnya saja yang dinilai dan dinyinyir-i. Kira-kira ada 4 garis besar yang dikomenin orang korea ketika nonton drama: Acting, Storyline (garis besar cerita), Screenplay/ skenario dan Line (ini biasanya yang dibikin quote). Itu yang sering mereka sebut-sebut ketika ngomentarin suatu drama, jadi bukan unsur-unsur baku dari perfilman atau perdramaan yah.

Menurut analisis kemeruh (red: sok tahu) saya begini. Tv-N beberapa tahun belakangan sangat produktif menghasilkan drama dengan screenplay yang bikin melonggo dan nggumun, “Koq isoooo gawe skenario koyok ngene? Koq iso kepikiran gawe cerito koyok ngenee…”, sebut saja Reply 1988, Signal atau Misaeng. Dari segi screenplay drama ini emang masih kalah sama drama-drama itu. Dari segi storyline mungkin mereka uda bosen dengan tema time traveller lagi time traveller lagi. Orang Korea itu nyriwis sekali perkara beginian. Mereka selalu menuntut sesuatu yang baru. Cih! Coba aja mereka tinggal di Endonesah dengan sinetron yang semakin hari semakin absurd -_- . Sedangkan scriptwritter drama ini gak sepopuler Kim Eun Sook yang sangat memahami betul selera rakyat Korea. hehe. Kehidupan asmara orang-orang korea itu gak seindah dramanya. Kenapa drama korea indah banget karena itu menunjukkan ekspektasi kehidupan percintaan mayoritas masyarakat korea. Saya pernah baca kayak gitu. Nah sepertinya drama TWY ini tidak memenuhi standar ekpektasi mereka. Kenapa karya-karya Kim Eun Sook selalu fenomenal, padahal sama-sama drama fantasi? Karena memang cerita-cerita seperti itu yang disukai dan diharapkan terjadi dikehidupan nyata mereka. Bukan cerita seperti TWY ini yang penggambarannya lebih realistis dan apa adanya. Penggambaran disini yang saya maksud bukan time travellernya. Jadiii mereka semacam membutuhkan cerita yang bisa mendukung khayalan atau imajinasi mereka tentang kehidupan pertjintaan.

Subhanallah~ Pintar sekali saya kalo mengarang indah seperti ini~

Nonton drama ini mengingatkan saya ketika baca buku Norwegian Wood-nya Haruki Murakami. Bukan ceritanya yang sama, tapi sensasi ketika membaca. Plotnya maju mundur. Meskipun flat dan plotless, tapi gak sedikit bagian-bagian yang membuat saya ketawa, tertohok, sedih, terinspirasi kadang melonggo juga. Kamu gak akan menemukan plot yang heboh naik turun kayak novel-novel metropop- atau drama pertjiaan yang biasanya. Kamu gak bisa langsung men-judge ini koq begini, ini koq begitu, ini kenapa bisa begini, ini kenapa bisa begitu, sebelum kamu benar-benar selesai membacanya-atau menontonnya. Dan pesan yang diingin disampaikan bisa jadi diawal, bisa jadi diakhir atau bisa jadi dikeseluruhan cerita-atau drama- tersebut.

Yak, benar… hanya orang-orang sabar dan mau menunggu yang bisa mengatamkan drama ini tanpa nyinyiran. Baaahahaha XD

 

 

Review Dots:Drama Selera Rakyat

Warning: Penuh kritikan! Yang anti kritik dilarang baca! Yang mendewakan Desendants of The Sun awas sakit hati!

Drama yang gemes banget pengen ku review akhir-akhir ini adalah Desendants of The Sun. Drama yang lagi disukai banyak orang. Dari beribu-ribu pecinta drama korea, entah itu pecinta drama korea kelas veteran atau kelas dadakan, ada sebagian kecil yang menggap drama ini konyol. Salah satu orang dari sebagian kecil tersebut adalah saya. Hehe

Ada banyak alasan kenapa saya merasa drama ini konyol. Alasan yang paling umum adalah karena drama ini adalah drama selera rakyat. Cerita yang mainstream, ringan, penuh dengan harapan dan angan-angan indah yang hampir semua orang memimpikannya— tapi gak pernah ada didunia ini. Selera rakyat adalah sebutan dari saya sendiri untuk sesuatu yang biasanya disukai banyak orang. Kalau novel biasanya ada tulisan best seller, national best seller  di sampul depannya. Entahlah, saya juga tidak tahu, karya-karya yang justru katanya best seller itu kenapa tidak masuk ke selera saya. Namanya juga selera.

Alasan khususnya, banyak sekali…  Eh, eh, eh, kamu, iya kamu, kamu pecinta Song Jong Ki garis keras bukan? Saya gak tanggung jawab loh ya, kalau kamu sakit hati… *evil*

Dari segi karakter saja sudah tidak menarik bagi saya. Karakter pemeran utamanya terlalu normatif. Yoo Si Jin, tentara yang gagah pemberani dan berwajah tampan. Rela melakukan apapun demi wanita yang disukainya. Yes… apapun itu, termasuk melanggar perintah komandan. Hellowwww…. Seorang tentara melanggar perintah??!! Aturan teko endi seng digawe?! Apalagi ini tentara sekelas tentara perdamaina PBB, saya ulangi: TENTARA PERDAMAIAN PBB. Prajurit atau tentara adalah seseorang yang mengikuti perintah. Itu jelas dan bahkan di drama ini juga sering disinggung. Lah ini koq, si kapten sering melanggar perintah sang komandan. Apalagi yah.. apalagi melanggarnya ini demi seorang wanita!! Yang lebih konyol lagi ketika mereka nguotot akan melakukan operasi pada Presiden Arab Saudi. Wakakaka… Saya ngakak misuh-misuh dibagian ini. Yang saya tau, Arab Saudi adalah negara yang paling susah diajak bernegosisai. Dan dimana-mana seorang presiden itu punya tim dokter sendiri. Kalau si presiden sedang sakit, ketika perjalanan kemanapun si dokter pasti bakalan ikut. Katakanlah skenarionya seperti di drama ini: Presiden melakukan kunjungan ke luar nengri dan dokter kepresidenan tidak ada waktu si presiden sedang sekarat. Skenario yang paling masuk akal adalah mengorbankan salah satu warga sipil untuk dijadikan kambing hitam. Itulah politik.

Kang Mo Yeon, si dokter berparas cantik dambaan semua pria dan bikin iri semua wanita. Menurudku si Dokter Kang ini sepertinya sudah lelah menjalani kehidupannya sebagai seorang jomblo, sehingga ketika ada cowo yang mendekat, girang sekali hatinya. Tapi sayanganya yang mendekati adalah seorang tentara yang super sibuk dan harus selalu mengikuti perintah komandannya bukan perintah pacarnya. Yang tidak kumengerti dari si Dokter Kang ini adalah, kenapa dia demen sekali ngambek ketika si cowo pergi bertugas? Kalau pacaran sama tentara ya konsekuensinya bakal sering ditinggal terus. Kalau gak mau ditinggal terus ya jangan pacaran sama tetara. Mbak penulis skenario, mbok ya agak keren gitu kalau bikin karakter tokohnya…

Selain karakter tokoh yang tidak mungkin ada di dunia ini dan tidak bisa dijadikan panutan, tema dari drama ini juga bikin saya bingung. Drama ini sebenarnya mau bahas apa sih? Apa yang ingin ditonjolkan dan sampai pada penonton? Tema percintaan? Politik? Medical/medis? Atau super hero? Atau semuanya? Saya menuduh si penulis hanya fokus pada cerita romansa saja: dahsyatnya jalinan kasih antara tentara dan dokter yang penuh cobaan dan ujian di medan perang dengan bumbu konflik-konflik politik yang rumit. Tapi menurutku jadinya malah wagu, gak mantesi, bukan pada tempatnya. Ya uda deh mbak penulis, kalau cuma ingin cerita romansa yang menye-menye, bikin aja cerita cinta yang tertukar atau perebutan harta atau apa kek. Gak usah ditambah masalah politik. Politik yang melegalkan segala cara untuk keuntungan pribadi rasanya lucu sekali jika dipertemukan dengan cinta yang mampu mengorbankan dirinya demi kebahagiaan orang lain. Bulsit banget…

Karena mungkin saya sudah gagal paham dengan tema ceritanya, saya jadi gak mudeng dengan plotnya. Sebenarnya gak begitu rumit dengan plotnya. Biasa saja. Gak ada yang istimewa. Mulus-mulus saja. Malahan menurut saya kurang smooth antara adegan satu ke adegan lainnya. Alur cerita dari satu adegan ke adegan yang lain gak bikin greget, gak bikin saya penasaran dan gak bikin saya excited. Gak ada konflik yang rumit. Apa coba konfliknya? Wong isi ceritanya cuma Yoo Si Jin yang sibuk menyelamatkan si Dokter Kang daripada menyelamatkan bangsa. Temannya si Yoo Si Jin yang jalinan asmaranya ditentang oleh Bapak dari si perempuan karena si cowo pangkatnya lebih rendah, konfliknya juga gitu-gitu aja. Dan lagi, banyak scene/ adegan yang menurutku gak penting, banyak pemeran pembantu yang gak penting juga kemunculannya. Mubazir banget…

Nonton drama ini kayak makan snack keju yang banyak micinnya. Gurihnya eneg, cheezy icik icik ehem ehem gimana gitu. Karena saya gak terlalu suka dengan snack keju—apalagi yang banyak micinnya, jadilah setiap episode saya misuh-misuh.

Adegan lain yang bikin misuh-misuh adalah saat gempa bumi. Semua orang kacau, berlari mencari pertolongan, bangunan banyak yang rusak dan tidak sedikit yang roboh. Korban berjatuhan. Banyak yang luka dan mati. Dokter Kang dan kawan-kawan mau tidak mau menjadi relawan karena mereka adalah tenaga medis. Singkat cerita, ada SATU korban yang meninggal karena diagnosis yang kurang tepat oleh dokter muda. Si dokter muda sedih tidak kepalang. Merasa dirinya gagal sebagai dokter. Korban yang mati itu ditangisi dan disuruh hidup lagi (wkkk). Kejadian itu membuat relawan yang ada situ menghentikan kegiatan menolong korban hanya untuk ikutan sedih bersama dokter muda tersebut. Saat melihat scene itu saya pengen teriak, “Wooeeyy buyar..! buyaar!! Iku loh korbanmu akeh seng arep mati gara-gara mbok tinggal tangis-tangisan! (Itu loh, korbanmu banyak yang meninggal karena kalian sibuk menangis). Wakaka… :p

Ada lagi adegan yang bikin saya meriang: ketika si dokter Kang dan dokter tentara Yoo mengoperasi pasien yang terinfeksi virus mematikan. Saat si dokter Yoo Myeon Joo dinyatakan dia positif terinveksi, sang pangeran menerobos ruang isolasi mengorbankan dirinya demi memeluk sang pujaan hati. Buakakakakakaka. Oke, sebenarnya gak ada masalah dengan adegan ini. Tapi rasanya seperti habis makan seloyang besar cheesecake. Cheesecake memang enak, tapi kalau kebanyakan yah bikin eneg. Wkkkk

 Jangan dikira, cuma saya saja yang misuh-misuh karena drama ini. Orang korea sendiri banyak yang mengkritik drama ini loh… Salah satunya karena di drama ini terlalu banyak iklannya. Sebenarnya sudah biasa di drama korea menampilkan iklan atau sponsor yang mendukung acara tersebut. Tapi ada satu adegan yang gak banget. Wakakaka… Ceritanya ingin mengiklankan mobil yang ada tombol mengemudi otomatis (auto pilot). Jangan dikira adegan yang ada adalah adegan tembak-tembakan seru tentara pasukan khusus yang dipimpin Kapten Yoo Si Jin saat melindungi Presiden Korea Selatan karena mendapat serangan dari Korea Utara. Adegan yang bisa membuat penonton berdecak kagum dan pengen beli mobil canggih itu. Mobil yang canggih dan keren itu, kalau kalian tau dipakai adegan kissing di dalam mobil yang sedang berjalan! Faaakkk!!! Hambok peliiss reekkk, kalau mau lebih ekstrem kenapa gak sekalian kissing saat bergelantungan di helicopter ketika misi penyenyelamatan??!! wkkkk… :v

Tapi, ada satu hal yang positif dari drama ini yaitu konsisten dengan cerita yang mainstream dan cheezy sampai akhir! Karena fairytale,  harus berakhir happily ever after dong… Mereka semua hidup bahagia selamanya. Yoo Si Jin dan Song Dae Yeong yang sudah diumumkan berita kematiannya, tiba-tiba hidup kembali dan muncul ditengah padang pasir dan hujan salju. Wakakaka… Dan penderitaan saya saat menonton episode terakhir yang super memosankan ditutup dengan sempurna oleh sebuah epilog, “ Bukannya kalian menyukai akhir seperti ini? Kami mengatasi semua masalah dengan cinta dan hidup bahagia selama-lamanya.” the end. FAAKKKK!! Mengatasi semua masalah dengan cinta jareee….

Disaat saya mau posting tulisan ini, tanpa sengaja menemukan artikel di muvila.com yang mengatakan bahwa, akhir drama ini sebenarnya sad ending, tapi karena si penulis mendapat banyak protes dari penonton, dan mungkin karena penulis takut drama-drama berikutnya gak laku jika dia tidak mengikuti keinginan penonton, di last minutes, penulis merubah cerita menjadi happy ending. Duuh..duuh… segitu besarnya kah keinginan orang-orang ini mempunyai hidup bak di negeri dongeng yang berakhir bahagia selamanya?

Nothing last forever gaes, sebuah akhir adalah awal dari sesuatu dan setiap awal mempunyai akhir yang akan menjadi awal dari sesuatu. 😀