It’s Not All About Love

Ternyata tidak semua bercerita tentang cinta. Umumnya, cinta memang menjadi tokoh utama disetiap unsur kehidupan dan hiburan. Musik, film, novel, drama, sinetron sampai status facebook, semua pasti tentang cinta. Tapi tidak dengan drama yang satu ini. Drama lagi??? Ya, drama lagi. Drama korea tentunya, karena saya masih gemar-gemarnya nonton drama korea.

Drama korea terkenal dengan cerita cinta yang bikin meleleh dan bikin syirik para jomblo (termasuk saya :v ). Bagi peminat drama korea pasti tahu tentang hal-hal berikut: Drama korea pasti bercerita tentang perebutan harta, cerita tentang si miskin yang menikah dengan si kaya. Orang korea memang menyukai cerita-cerita seperti itu. Cerita fantasy seperti manusia yang jatuh cinta tentang alien juga digemari masyrakat korea. Perkembangan drama korea sangat beragam, menurut saya. (ceilehhh kayak apa aja ngomong kayak gini). Sekarang-sekarang ini produser drama korea sedang suka-sukanya membikin cerita tentang konspirasi. Hampir semua drama korea di berbagai stasiun televisi nasional maupun TV kabel, bercerita tentang konspirasi, tentang cinta juga pastinya.

Berbicara tentanga drama romantis—yang akan saya ceritakan ini, Drama ini tidak memakai cinta sebagai tokoh utamanya, hanya sebagai bumbunya saja. Biar sedap lahh… Drama apakah itu? Check this one out baby yeah~~

Pinocchio

Penggemar drama korea pasti lagi anget-angetnya dengan drama ini. Karena drama ini baru selesai tayang di korea. Drama ini bercerita tentang kehidupan para reporter. Bagaimana mereka mencari berita, menyelidiki sebuah kasus agar layak diberitakan, tidak mudahnya mencari berita untuk konsumsi masyarakat, semua digambarkan sangat epic di drama ini. Overall, drama ini meceritakan seluk beluk dunia reporting di negara korea. Saya tidak tahu apakah di indonesia dan negara lain juga sama seperti itu. Salah satu yang saya sukai dari drama korea adalah, ketika mereka mengakat sesuatu untuk dijadikan tema cerita, mereka akan sungguh-sungguh dalam menyajikannya. Salah satunya ya tentang reporter ini. Menurut saya, sang sutradara dan penulis skenario berhasil menyajikan dualisme dunia reporting. Dua sisi koin berbeda, yang menimbulkan dampak yang berbeda pula. Reporter bisa menghancurkan hidup seseorang hanya dengan satu dua kalimat yang dia beritakan. Tetapi, dunia juga membutuhkan reporter untuk mengungkapkan kebenaran. Di sinilah yang saya katakan tadi. Drama ini bukan cinta lakon utamanya. Cerita cinta, ada, pastinya, tetapi menurut saya yang menonjol bukan cinta-citaan. Dalam 20 episode, kita akan disajikan pertarungan antara reporter jahat dengan repoter baik. Reporter jahat dalam konspirasinya berusaha memanipulasi fakta untuk menutupi kejahatan seorang penguasa di negara tersebut. Mereka dengan mudah memutar balikkan fakta untuk kepentingan mereka. Dan mereka juga mudah membuat cerita lain untuk menutupi berita besar dengan tujuan mengalihkan perhatian masyarakat (sepertinya ini hal yang lumrah terjadi di negara manapun. Hehe) Sedangkan reporter baik berusaha membuka semua kedok yang dilakukan oleh reporter jahat dan sekutunya, dan mempunyai tujuan mulia yaitu hanya akan menyajikan kebenaran kepada seluruh dunia. Agak naif sih menurut saya. Hehee…

Kabar baik untuk anda semua, tidak ada lagi cerita si jahat selalu menang dan pintar dan si baik hati selalu tertindas, seperti yang sering kita jumpai di drama-drama dahulu dan sinetron di negeri kita. Malahan, si baik disini beberapa kali menang melawan si jahat. Ini adalah pertarungan seimbang. Meskipun tentu saja, pada akhirnya si jahat mendapat hukuman utuk membayar semua kejahatannya.  Selain itu, menurut saya, drama ini seperti ingin mempromosikan profesi reporter, agar banyak anak muda yang berminat di bidang tersebut.

Tentu saja, semua yang saya katakan hanya inti cerita saja. Siapa saja aktor dan aktrisnya, bagaimana karakter mereka dan bagaimana cerita selengkapnya, silahkan lihat sendiri.

 

Misaeng

misaeng-character-posters

Dalam drama yang satu ini anda tidak akan menemukan percintaan antara lak-laki dan perempuan. Tidak ada adegan mesra-mesraan, lari-lari di taman apalagi adegan ciuman. Keseluruhan drama ini hanya fokus menceritakan kehidupan para karyawan kantoran dan hubungan pertemanan dengan rekan-rekan kerjanya. Ini adalah salah satu drama favorit saya. Karena sangat realistis. Serius! Ini drama paling realistis yang pernah ada. Saya suka judulnya, Misaeng, yang dalam bahasa inggris artinya Incompletely life. Hidup yang tidak lengkap. Setiap orang pasti miliki kehidupan yang tidak lengkap. Setiap orang berjuang untuk hidup mereka masing-masing. Mengisi kekosongan demi kekosongan. Mencapai harapan demi harapan. Kira-kira itu yang di sampaikan dalam drama ini. Namun, lebih di representasikan pada kehidupan para karyawan.

Seperti yang saya katakan tadi, drama ini sangat nyata. Semua kejadian yang di ceritakan di drama ini, hampir semua karyawan kantoran merasakannya. Sulitnya mendapat pekerjaan karena persaingan yang ketat dan kerasnya kehidupan kantoran adalah yang di tampilkan dalam drama ini. Tidak hanya satu atau dua pemeran utama di sini, namun ada beberapa. Ada yang berusaha mendapatkan pengakuan , ada yang berusaha membuktikan dirinya sendiri, ada yang berusaha bertahan. Banyak konflik yang di tampilkan dalam drama ini. Beda dengan Pinnochio yang menampilkan konflik anatara si jahat dan si baik, dalam drama ini konflik yang terjadi adalah konflik diri sendiri, konflik internal. Bagaimana faktor eksternal seperti, rekan kerja dan atasan sangat mempengaruhi faktor internal mereka. Apakah mereka harus mendengarkan hati nurani atau mengacuhkan kebenaran. Apakah mereka harus membuang ego dan menyelamatkan bawahan atau mengacuhkannya. Ada kutipan yang saya sukai di drama ini, “Kau hanya bagian kecil dari keseluruhan. Bukan keseluruhan itu sendiri.”

Tidak saya sangka, drama ini sangat sukses di negaranya. Ratingnya pun tinggi di korea. Saya juga heran, kenapa bisa orang-orang korea yang biasanya menyukai cerita perebutan harta dan cinderella bisa menyukai cerita seperti ini. Usut punya usut, karena drama ini di tujukan untuk semua karyawan kantoran di Korea. Semua pendukung acara ini mendedikasikan drama ini untuk para karyawan. Dan juga untuk memberi semangat agar bisa tetap bertahan di kerasnya kota Seoul sebagai karyawan biasa. Tsaaahhh!

Misaeng, Incompletely life. Complete without romance.

Satu respons untuk “It’s Not All About Love

Tinggalkan komentar