Drama Korea Yang Kusuka Tapi Tidak Sanggup Kutulis Reviewnya

Sudah lama tidak mengatamkan satu judul drama korea, saya jadi kangen ngerivew drama korea. Kemarin saya baru saja katam nonton 100 Days My Prince, by the way. Satu-satunya drama korea tahun 2018 yang tamat saya tonton. Tapi saya gak akan ngerivew drama tersebut kali ini, karena sesuai judulnya, saya ingin merivew drama korea yang ku suka tapi tak sanggup ku review. haha *ku emang resek orangnya*

Ada beberapa drama korea yang sangat saya suka dan sangat ingin kutulis reviewnya tapi tidak sanggup kutulis karena beberapa alasan. Yuk mari adik-adik disimak cerita kakak berikut ini.

It’s Okay That’s Love

Suka banget dengan konsep foto ini. Sumber Google

Drama pertama yang dulu sangat ingin kutulis reviewnya tapi sangat tidak sanggup kutulis adalah IOTL alias saranghiya gwaencanha. Boso jowone, gak popo iki mek cinta. Saya suka dengan cast-nya. Saya suka chemistry antar pemainnya. Saya suka dengan Gong hyo jin. Saya suka dengan soundtrack2nya. Saya suka dengan fashion style gong hyo jin disitu. Saya suka dengan suasana musim panas dalam drama tersebut. Saya suka degan kesan kekeluargaan yang terpancarkan ((??) maaf saya tidak bisa menemukan kata lain.wkk) dari drama tersebut. Saya suka dengan tema ceritanya yang tidak biasa. Bertemakan psikologi dan kebetulan saya orang psikologi. Banyak pesan psikologis yang menurut saya sangat bagus orang awan ketahui. Dan saya (dulu) ingin sekali mencoba membagikan pesan tersebut. Saya suka dengan kerumitan cerita dan konflik yang dialami karakter utamanya. Karena saya punya teman yang mengalami OCD (obsessive compulsive disorder) seperti Jang Jae yeol. Dan saya juga punya teman seperti Ji hae Soo yang anti atau insecure dengan cinta, romansa dan interaksi fisik antara lawan jenis. Ya, karakter-karakter dalam tersebut sangat dekat dengan orang-orang disekitar saya. Saya suka dengan karakter-karakter dalam drama tersebut. Dimana beberapa “orang gila” berkumpul jadi satu, berteman dengan indah dan harmonis. Mengingatkan saya pada teman-teman kuliah saya, dan teman-teman kost saya. Apalagi pada saat itu pula saya barusan lulus kuliah dan lagi kangen-kangennya sama teman-teman saya. *mrenges dan nangis secara bersaaan*

Dan saya sangat ingin menuliskan kerumitan cerita drama tersebut dengan kerumitan perasaan saya dalam satu review yang indah dan enak dibaca. Karena menulis sesuatu yang rumit menjadi mudah dipahami itu sulit, dan saya rasa waktu itu tidak akan mampu mengungkapkan semua perasaan dan pikiran saya. Meskipun hanya separuhnya. Jadi, jika separuh saja tidak dapat diungkapkan, lebih baik tidak menulis apa-apa. aweeenaakk… *banyak alesan lu*

I Remember You

Hasil gambar untuk i remember you korea

poster. sumber google

Ada yang ingat dengan drama ini? Judul lainnya Hello Monster. Aktor utamanya Seo In Guk, Jang Nara dan Park Bo Gum. Bercerita tentang psikopat. Park Bo Gum yang menurut saya keren saat jadi psikopat daripada saat jadi Taek di Reply 1988. hehehe. Sama-sama bernuansa psikologi, bedanya kalo drama ini bergenre thriller mystery minim drama dan romansa. hahahaha. Tema utama drama ini menurut saya adalah memahami empati dari sudut pandang seorang psikopat. Lah psikopat koq punya empati?? Bijimana sih?!! Nah itu, itu yang dulu pengen saya bahas dalam sebuah review. Lah terus kenapa gak ditulis aja reviewnya?? Karena konsepnya baru terpikirkan beberapa tahun setalah drama itu tayang dan setelah saya selesai nontonya! Kasep beb… Kasep!! Kelamaan…. wakakaka.

Hasil gambar untuk i remember you korea

Sumpah ya. Kaliyan yg nepans sama doi, apalagi waktu jadi putra mahkota, kaliyan harus nonton drama ini. lihat doi waktu akting jadi psikopat.

By the way yah, si DO (kyungsoo) keren banget ih di drama hello monster ini, waktu jadi psikopat muda. Bener-bener menjiwai banget. Psikopat banget lah. Serem. Eeehh… lah koq pas jadi putra mahkota di 100 days my prince jadi soh sweet bikin baper gitu yah??!! Jeng OOT jeng,,, pindah lapak sono kalo mau bahas yang ituh tuhh. 

Oke. Lanjut

Because This Is My First Life

Hasil gambar untuk because this is my first life poster

sumber: google. pasangan mana favorit kalian?

Saya berniat banget nulis review drama ini. Bahkan sudah menulis beberapa kata mukadimah, kira-kira begini:

Menikah itu sulit, dengan atau tanpa cinta. Itu yang tersampaikan cukup lugas dalam drama ini. Pemahaman tersebut juga yang saya yakini beberapa tahun belakangan. Jadi, bisa dibayangkan betapa saya mencintai drama ini, bukan? hehe. Dalam teori psikologi yang pernah saya dengar- ya, saya mendengarkan cerita dari seorang teman yang pernah membaca sebuah buku, jadi harap dimaafken jika saya tidak mencantumkan sumber referensi yang jelas. Dari teori psikologi yang pernah saya dengar, pernikahan adalah penyesuaian diri seumur hidup terhadap pasangan. Teori lain mengatakan, pernikahan adalah pengharapan terisinya tangki kebutuhan yang kosong bisa diisi oleh pasangan hidup. Dalam artian yang lebih mudah, kita berharap banyak hal terhadap pasangan kita. Kita berharap, dia akan membahagiakan kita, kita berharap dia akan membantu kita menyelesaikan masalah, kita berharap hidup kita akan lebih mudah (setelah menikah dengannya), dan masih banyak lagi harapan-harapan lainnya. Namun nyatanya, menyesuaikan diri tidak selalu mudah, terutamanya harus dilakukan seumur hidup terhadap satu orang yang sama. Melelahkan! Apalagi orang tersebut adalah orang yang kita harapkan bisa membantu menyelesaikan masalah, bukannya menambah masalah. Ini masih permasalah terhadap satu orang (pasangan kita), belum yang lainnya. Pernikahan bukanlah persatuan antara dua individu, tetapi dua keluarga dengan latar belakang yang berbeda, begitu kata dari para orangtua. Jadi bisa dibilang, menikah itu sama saja dengan memasuki pintu penuh masalah dan cobaan. Herannya kenapa masih banyak perempuan (khususnya) yang meyakini mereka akan hidup hapily ever after setelah menikah dan menganggap menikah adalah solusi atas segala permasalahan hidup.

Hasil gambar untuk because this is my first life poster

kusuka dengan wajahnya yg datar tanpa ekspresi. ekspresif bgt! wkk

Kemudian mandeg. Blank. Bingung ngelanjutinnya. Hahahahaha. Lah gimana, saya bingung apa yang mau saya tulis selanjutnya. Tentang konsep dan fenomena pernikahan kah? Tentang karakter-karakternya yang realistis ada didunia nyata kah? Tentang segala sesuatu tentang “this is my first thing” kah? Karena semuanya bagus untuk dibahas gitu loh. Terutama tentang konsep pernikahan yang ingin disampaikan dalam drama tersebut. Drama ini menggambarkan seluk beluk pernikahan dengan cerita dan karakter-karakter yang menarik. Saya bingung milih salah satu. Kepengennya kutulis semua, tapi ternyata ku tak mampu. Hahahahaha. Ya begini ini orang maruk tapi gak sadar kemampuan. Jangan ditiru ya adik-adik…?!

Temperature of Love

Gambar terkait

No komen.

Sebelum drama ini tayang saya sudah bertekad nanti akan menulis reviewnya. Karena pemeran utamanya favorit saya semua. Seo Hyun Jin, saya sudah mulai ngefans sama mbak ini sejak di Let’s Eat 2. Apalagi setelah nonton Oh Hae Young Again. Aktingnya bagus bats tak perah mengecewakan. Terutama akting kissingnya. TOP! Yang Se Jong, baru saya bahas kemarin. Sebenarnya Duel bukan drama pertama dia yang saya tonton. Sebelumnya, di Romantic Doctor Kim dan di Saimdang saya juga nonton. Tapi klepek-klepeknya baru di Duel, khususon waktu memerankan karakter Lee Sung Hoon. Mantul dah! Ganteng, cool, psikopat, tapi matanya memendam kesediahan yang dalam. Duh, rasanya pengen kupeluk dan kueleus-elus aja. Babang Jae Wook tersayang, Doi lebih sering main film daripada main drama. Tapi pas kambek main drama malah jadi psikopat di the Voice. Psikopat di Hello Monster masih ada sisi lain yang bisa dipetik pelajarannya. Psikolat di Duel, karena dia kurang kasih sayang. Lah di the voice, edaaann, beneran psikopat yang dingin, kejam dan gila. Saya masih ingat betul waktu adegan dia habis bunuh orang, dengan wajah dan tangganya berlumuran darah, terus mau ditangkep polisi, eh dia malah senyum. Senyum yang ganteng, menawan dan menakutkan. Njiiirrr, aing langsung klepek-klepek dan merinding takut secara bersamaan. Takut dan jatuh cinta secara bersamaan. Fak! wakakakaka. Kenapa karakter yang kusuka psikopat semuanya?!! Astagfirullaahh…! Pak ustadz ruqyah aku pak ustadz….!

Lalu kenapa saya gak sanggup nulis reviewnya?

Karena belum tamat nonton. wakakakakaka. Lebih tepatnya, saya sengaja tidak meneruskan melihat drama ini. Sejak episode 4, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan menonton drama ini. Karena baper duluan. Melihat si babang jae wook jadi second lead yang tetap berkoban meski tersakiti (anjiiirr, bahasa lu mak), aing tak sanggup lah. Apalagi ceritanya kan si doi berteman baik sama brondong yang se jong. Ku tak sanggup dah melihat dia patah hati berkali-kali. Apalagi kan si babang sayang baru pertama kali ini main drama romantis, memainkan karakter yang romatis yang  suamiable, kaya-rayah, matang dan penuh perhatian. Kesien beeb…. kesian…

Hasil gambar untuk temperature of love

Akhirul kalam, kupersembahkan wajah babang sayang yang ganteng dengan senyum psikopatnya.

Drama Korea While You Were Slepping: First Impression

https://cdns.klimg.com/resized/644x/p/whiley4.jpg

Saya baru lihat drama ini kemarin malam, padahal sudah berjalan 8 episode kan yah? Beberapa bulan ini saya gak begitu semangat mengikuti drama korea. Nonton sebisa dan sesempatnya, gak mempeng (re: rajin) kayak dulu. Gak semua drama korea terbaru saya download dan lihat, entah saya yang sudah mulai bosan dengan drama korea atau belakang drama korea gak ada yang bagus ceritanya. Ternyata gak rajin nonton drama korea berdampak positif bagi kehidupan saya, wakakakaka, saya jadi rajin banget baca-baca,  cari jurnal-jurnal psikologi sampe  buku-buku yang dulu belum selesai dibaca, akhirnya khatam juga. Puji Tuhan. hahahaha.

Drama ini bukanlah drama yang saya tunggu-tunggu. Dulu, waktu pemberitaan heboh Lee Jeong Suk mau beradu akting sama Suzy keluar, saya gak ngikuti sama sekali. Gak minat. Terus dua minggu yang lalu ketika akhirnya drama ini keluar, sayanya B aja. Gak penasaran pengen segera lihat atau gimana. Malahan awalnya underestimate dengan ceritanya bakalan gitu-gitu saja. Apalagi genrenya fantasi, yang main Lee Jeong Suk pula. Pemilihan dramanya Lee Jeong Suk pasti gitu-gitu mulu, kalo gak jadi manusia cerdas seperti di Doctor Stranger atau Pinnochio,  yah, bergenre fantasi seperti I can hear your voice atau W. Lagi, ceritanya si suzy yang mimpinya selalu jadi kenyataan di dunia nyata. Mirip sama kayak Another Oh Hae Yong lah ceritanya.

Hwaaatt??!! Ada apa ini??! Apakah para writer-nim sudah kehabisan ide cemerlang, ketika drama korea sedang digilai diseluruh dunia??!! Begitulah dengan mudahnya saya ber-suudzon.

Dan ternyata saya salah permisah. hahahahahaha

Plotnya keren cuuyy, empat dimensi gitu. Kita bakal diajak maju mundur cyanthik antara masa lalu dan masa sekarang, di-mixed dengan dream world dan digoyang asik dengan twist plot. Dahsyat! Saya gak tau drama ini bakalan kweren sampe episode akhir atau tidak. Tetapi sebagai mukadimah, episode awal sungguh ciamik, bisa menghilangkan kantuk dan berhasil bikin penonton penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

Ceritanya pun beda jauh sama Miss Oh. Kalau di Miss Oh, mimpi (dunia mimpi) sebagai awal dari kisah tjinta Eric dengan Miss Oh. Tapi keseluruhan cerita sebenarnya bukan di Mimpinya. Kalo drama ini, Mimpi (dunia mimpi) sepertinya menajadi tema utama ceritanya. Saya menerawang, drama ini tidak akan menjual cerita picisan saja. Tapi akan ada adegan-adegan menguak sebuah kasus hukum, secara kan si Lee Jeong Suk karakternya sebagai seorang jaksa. Dan kayaknya lagi nih, masih terawangan saya hehe, kemampuan Lee Jeong Suk dan Suzy yang bisa melihat masa depan lewat mimpi akan membantu mereka dalam menguak sebuah kasus hukum.

Intinya pada tulisan ini adalah apakah kemampuan saya menerawangan sebuah plot cerita masih tok cer atau kesaktian saya sudah memudar??

Itu. wakakakakakaka

Review Drama Korea Circle: Bad Memories (1)

Setiap kali ada drama baru yang nonggol di entry list tempat download drama korea langganan, seringnya saya langsung cuusss ke asianwiki untuk lihat siapa pemainnya, ringkasan ceritanya, bahkan siapa sutradara dan penulis skenarionya. Penting gak sih?? hahaha. Begitupun dengan drama Circle ini. Saya mayan eksaited dengan cast-nya tapi gak tertarik saat baca ringkasan ceritanya.

“Story is set in the present day and the year 2037. An alien comes to Earth. The alien believes human’s emotion should be controlled or they will have no future. The alien becomes involved with humans.”

Ku emang sengaja copy-paste dari Asianwiki, karena membuat sinopsis adalah pekerjaan yang paling Ku hindari. hahaha. Ada 3 kata yang langsung nancep di mata saat baca ringkasan cerita: masa sekarang, tahun 2037 dan alien. Dan ketiganya bikin saya males—awalnya karena ku kira tentang time traveling lagi—sama drama ini.

Jadi, ada dua jenis film yang dari dulu paling saya benci. Pertama, film tentang alien. Kedua film tentang masa depan. Gak tau kenapa, saya benci aja lihat wajah alien, makanya gak pernah saya tonton. Dan saya benci juga dengan film tentang masa depan karena saya gak suka dengan konsep masa depan yang digambarkan para produsen film selama ini. Dunia yang teramat canggih dimana orang-orangnya pakai pakaian serba metalik dan kaku banget. Gak manusiawi dan gak adem banget lihatnya. hahaha. Lah waktu baca ringkasan drama ini koq gabungan dua jenis film yang saya benci. Duh!

alien 1

Alien versi korea: Alien saja harus cantik 😛

Tapiii… karena saya orangnya never judge drama by the cover and summary plot-nya (hahahaha), tetep ku download-lah ini drama. Daaan saya benar-benar tertipu sama ini drama. Bangett! Dari awal sampe hampir akhir, tebakan saya salah mulu! Kayaknya Elmu terawangan saya sudah mulai pudar inih. wakakaka.

future 2

Rumah di masa depan. gak enak banget lihatnya. serba putih.. pasti syusah itu bersih-bersihnya… iihhh males banget

Ada beberapa hal yang membuat drama ini menarik.

Pertama, Plotnya. Episode 1 dan 2 emang sedikit flat yah dan agak berat. Serius. Di episode 1 dan 2 ini saya mengira tahun 2017 dan 2037 beruhubungan, karena ketipu sama judulnya yang two worlds connected, sematjam dunia pararel gitu deh. Barulah ketika masuk episode 3 saya sadar. Satu episode separuh menceritakan tahun 2017 dan separuhnya lagi menceritakan tahun 2037. Menurutku ini bukan tentang dunia pararel dimana dua masa berhubungan, cuma plotnya dibikin begitu agar lebih menarik. Dan format time slip ini bisa dibilang cukup berhasil. Sangat berhasil menurut saya, karena bikin saya penasaran tiada henti sampe episode terakhir. Untungnya, kemarin saya lihat drama ini maraton. Coba kalo lihatnya on going pasti saya sudah mati penasaran dan sekarang jadi hantu gentayangan! Kalo saya pikir-pikir, plotnya drama ini kayak plotnya film-film holiwud; cepat, ringkas, padet dan berisi. Jadi, kamu tidak akan merasa tiba-tiba bosan ditengah karena plot atau alur ceritanya mbleber kemana-kemana. Ada beberapa adegan yg menurutku kesuwen dan sedikit bertele-tele, tapi cuma 3 menitan aja koq, gak sampe 3 episode. Hahahahaha 😛

future 3

Bang, senyum dikit napa bang…. Yu Robot apa manusia bang??

Kedua, drama ini mengaduk-aduk emosi!! Saya dibikin mewek-mewek di beberapa episodenya T__T. Yang lebih kurang ajar, pas nebak salah, kemudian dibikin kaget dan secara bersamaan dibikin mewek pula. Duobooll!! FYI, ini adalah salah satu drama non-romance yang berhasil bikin saya mewek-mewek. Entah kenapa saya gak pernah nangis lihat drama pertjintaan—kecuali Reply 1988—tapi malah nangis mewek-mewek lihat drama thriller, crime, mystery kayak gini. Mungkin karena ceritanya tentang kakak/keluarga. Saya selalu berhasil mewek kalo tema ceritanya tentang keluarga atau sahabat.

fav scene 2

Salah satu scene yang bikin mewek. huhuhu… Sudahlah Mas… Aku tuh gak bisa lihat kamu syedih, Mas.

Yang lebih menarik lagi… Banyak bener reviewnya??!! Sepertinya, ini drama korea pertama deh yang bergenre science fiction. Betul gak sih? CMIIW deh kalo saya salah.  Ide ceritanya kalo saya gak salah, dari studi Neuroscience, khususnya tentang memori atau ingatan.  Neurosains adalah ilmu yang mempelajari sistem saraf makhluk hidup yang fokusnya adalah seluk-beluk otak manusia. Otak merupakan organ yang berperan penting mengatur kesadaran manusia. Lebih dari 100 miliar sel saraf di otak mempengaruhi berbagai aspek dalam pengambilan keputusan, persepsi, gerak tubuh, memori, penghasil emosi dan masih banyak lagi. Memori dan emosi saling berkaitan.  Peristiwa emosional akan diingat lebih lama dan sebuah ingatan bisa menghasilkan emosi.

cip otak 2

Manusia ber-cip… koq mau-maunya diatur sama mesin? Mana yang namanya kebebasaaan?!! OOT maav 😛

Kenangan buruk menyebabkan emosi negatif dan emosi negatif itulah yang mengakibatkan manusia rentan terhadap penyakit mental dan perasaan tidak bahagia. Pengalaman/kenangan menyakitkan yang traumatis, menurut psikologi bisa menjadi faktor dari penyakit mental, misal, depresi, fobia, gangguan kecemasan dan PTSD (post traumatic stress disorder). Khususnya PTSD ini, dimana penderitanya selalu dihantui oleh kenangan buruk karena tidak bisa melupakan kejadian traumatis yang dialami.

normal earth

Normal Earth tahun 2037. Ketika dunia semakin canggih tapi bumi juga semakin rusak. ceritanya begituuu.

Fiksinya, dalam drama ini, pada tahun 2037 ketika ilmu sains semakin canggih, para ilmuwan menemukan cara bagaiamana menciptakan dunia yang sehat dan bersih dari kejahatan.  Dengan cara mengontrol emosi dan memanipulasi memori manusia dengan menaruh cip ke dalam otak manusia. Jadi, tidak ada emosi negatif pada manusia-manusia itu.  Dan memori yang membahayakan dikunci, agar mereka tidak ingat kenangan buruk yang dapat “membahayakan” diri mereka. Ketika dunia aman tanpa kejahatan—karena cip pengontrol emosi akan berekasi ketika manusianya menunjukkan tanda-tanda emosi negatif keluar—maka yang terjadi adalah tidak ada tindakan kekerasan yang terjadi disana. Tidak ada pencuri, tidak ada pembunuh, tidak ada pem-bully, tidak ada penderitaan. Karena tidak ada perilaku kekerasan yang menimbulkan emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, kemarahan, kebencian, maka polisi gak payu disana. Mirisnya lagi, Tuhan juga tidak dibutuhkan disana. #Astaghfirullah

smart earth

Disisi lain. Smart Earth tahun 2037. Dunia bersih dari segala polusi, penyakit dan kejahatan. Gambaranyaa ngonoo…

Berkat drama ini, menuntun saya berselancar didunia maya untuk mencari artikel atau penelitian yang berkaitan tentang neurosain, ingatan dan banyaklah pokoknya. hehe. #Tumbenrajin. Tapi ada satu yang bisa saya share karena nemunya langsung dari situs resmi APA (American psychological Association), tentang menghapus kenangan buruk. Silahkan dibaca sendiri dan disimpul-simpulkan sendiri. Hahahaha 😛

Jadi, benarkah kenangan buruk bisa dihapus seperti menghapus file shift+delete yang langsung hilang selamanya? Menurut saya sih pertanyaannya bukan bisakah kenangan buruk dihapus, tapi perlukan kenangan buruk dihapus?

Pesan baiknya dari drama ini, kenangan buruk adalah bagian dari diri kita. Sesakit, sekejam, seburuk apapun kenangan itu, mereka adalah bagian dari diri kita. Karena kenangan juga ada fungsinya dalam hidup, salah satunya untuk membangun jati diri. Jika kenangan buruk tidak bisa dihapus dari ingatan, kita masih bisa berdamai dengan mereka. *berasa seperti enjel kalo ngomong kayak gitu*

Terakhir (hahahaha) saya ingin mengucapkan…  Mohon maaf lahir dan batin.

Uda sih gitu aja. 🙂

 

Ngrumpiin Drama Korea Tomorrow With You

Sebelumnya saya sempet galau mau bikin review drama ini atau tidak. Gak bikin ini eman banget karena saya syuka sekali sama drama ini. Dan ada banyak hal yang bisa dijadikan bahan buat review. Tapi mau bikin ini gimana gituuu…

Sempet pengen ngebahas tentang pernikahan. Meskipun saya belum nikah, tapi kan saya ini berada pada usia menikah, uhuk, dan pastinya punya pemikiran tentang pernikahan. Jadi sekalian curhat gitu deh.. wakakaka. Tapi gimana yaah… saya emang syusah banget kalo disuruh curhat dimedia sosial apalagi dibaca banyak orang. wakakakaka. Jadi saya urungkan deh~

Mau menulis pesan bijaksana yang bisa diambil dari drama dengan tulisan ala-ala mario teguh yang zuppeerr dan golden ways, pasti pada bosen kan yah? Padahal saya nemu bahasan tema selain takdir, kerja keras.  Bosen gak sih? Kalo enggak bosen dan postingan ini dapat 500 like (kebayakan!!!) yaudah 20 like aja, akan saya tulis deh dua tema yang saya urungkan tadi. Saya yakin gak bakalan dapet like sebanyak itu. Emang sengaja bikin alasan. 😛

Daannn setelah berhari-hari galau-mau-bikin-atau-tidak-kalau-bikin-mau-ngebahas-apa, akhirnya saya memutuskan mau ngerumpiin drama ini aja diindang. Iyes, cewe kan kalo sudah ngrumpi, apa aja di bahas tu yah…

wedding rain

Lucu kali yah nikah pake payung kek gini. Kalo di Indonesia kayak gini, pawang hujan pada nganggur semua XD

Yuuukss mari jeung merapat, siapkan gosip yang paling hangat!

Pertama, untuk membangkitkan suasana, mari kita ngrumpiin aktor dan aktrisnya. Drama ini saya download karena ada Lee Jae Hoon. Pengen tau dia kalau ekting drama romance kayak gimana. Dan saya suka saya suka~ Ektingnya natural bangeeett. So Sweeet gitu kan orangnya? Shin Min Ah juga mengakuinya dalam video behind the scene,  saat syuting adegan foto prewed. Shin Min Ah bilang ” Arek iki terlalu natural ekting e, koyok e wes berpengalaman ngunu loh”. Dan saya setuju ngits sama kakak Min Ah. Selain sweet, karakter So Joon ini juga unyuuukk bangettt… Yawlaaah koq ada makhluk unyuk seperti dia. Mau dong ah satu. Belinya dimana sih? Ikutan P.O dong sist…!! Maaf Gong Yoo ahjussi, kau memang hot, tapi aing sudah menemukan penggantimu. XD

twy so joon cute 1

Saya biasanya bukan tipe orang yang suka lelaki imut. Tapi pengecualian sama yang ini. wakakakaka

 

Sebagus apapun ekting pemainnya kalau gak ada kemistri bakalah garing kan? Untuk itu, mari kita berterima kasih kepada Sissy Min Ah, yang memang dari dulu jago banget membangun kemistri dengan lawan pemainnya. Kemistrinya mereka berdua itu kawin banget! Ngomong-ngomong masalah kawin, kayaknya ini, drama pertama tentang pernikahan yang gak ada bumbu  tentang kawin kontrak yang dari benci jadi cinta, perebutan harta yang mbulet, atau perselingkuhan yang melelahkan. Satu poin plus dari drama ini!

tomorrow with you

Sumber

Hampir tidak ada adegan atau dialog yang cheesy! Bentar saya ingat-igat lagi… Yap!! hampir tidak ada adegan atau dialog yang cheesy yang bikin saya meriang. Contohnya, adegan lari-lari sambil berpegangan tangan dengan efek slowmotion-adegan wajib drama pertjintaan. Drama sebagus apapun, pas lagi serius-serius nonton ada adegan begituan, sumpah mood saya langsung jelek! Itu adalah adegan yang gak penting dan sudah kuno dan perlu dihilangkan! Untungnya di drama ini kagak ono. Puji Tuhan~  Ada sih beberapa adegan yang terlalu unyuuukkk sampai bikin saya gatal-gatal. Bahkan gulung-gulung diatas kasur wkakakak (saya beneran gulung-gulung loh). Tapi meskipun sempat nyinyir dan gatal-gatal-dan-gulung-gulung, teuteup akhirnya saya ulang beberapa kali. wakakakaka. Aku tuh gak bisa nolak kalo so joon lagi ekting unyuukk gitu kakaaak~

 

Sayangnya rating drama ini rendah banget di Koriyah sono. Tapi diluar Korea, drama ini hebohnya mengalahkan Drama Goblin. Menurut subyektif saya. Wakakakaka. Jadi kenapa demikian?  Masyarakat Korea itu nyinyir banget kan??? (menurut saya iya). Apa- apa harus perfect. Apa-apa dikomentari. Tapi gak ada benernya, selalu ada yang salah. Dari banyak “mengobservasi” komen-komen orang korea yang pernah saya baca, saya bisa menyimpulkan, orang korea kalau nonton drama itu gak hanya cerita atau artisnya saja yang dinilai dan dinyinyir-i. Kira-kira ada 4 garis besar yang dikomenin orang korea ketika nonton drama: Acting, Storyline (garis besar cerita), Screenplay/ skenario dan Line (ini biasanya yang dibikin quote). Itu yang sering mereka sebut-sebut ketika ngomentarin suatu drama, jadi bukan unsur-unsur baku dari perfilman atau perdramaan yah.

Menurut analisis kemeruh (red: sok tahu) saya begini. Tv-N beberapa tahun belakangan sangat produktif menghasilkan drama dengan screenplay yang bikin melonggo dan nggumun, “Koq isoooo gawe skenario koyok ngene? Koq iso kepikiran gawe cerito koyok ngenee…”, sebut saja Reply 1988, Signal atau Misaeng. Dari segi screenplay drama ini emang masih kalah sama drama-drama itu. Dari segi storyline mungkin mereka uda bosen dengan tema time traveller lagi time traveller lagi. Orang Korea itu nyriwis sekali perkara beginian. Mereka selalu menuntut sesuatu yang baru. Cih! Coba aja mereka tinggal di Endonesah dengan sinetron yang semakin hari semakin absurd -_- . Sedangkan scriptwritter drama ini gak sepopuler Kim Eun Sook yang sangat memahami betul selera rakyat Korea. hehe. Kehidupan asmara orang-orang korea itu gak seindah dramanya. Kenapa drama korea indah banget karena itu menunjukkan ekspektasi kehidupan percintaan mayoritas masyarakat korea. Saya pernah baca kayak gitu. Nah sepertinya drama TWY ini tidak memenuhi standar ekpektasi mereka. Kenapa karya-karya Kim Eun Sook selalu fenomenal, padahal sama-sama drama fantasi? Karena memang cerita-cerita seperti itu yang disukai dan diharapkan terjadi dikehidupan nyata mereka. Bukan cerita seperti TWY ini yang penggambarannya lebih realistis dan apa adanya. Penggambaran disini yang saya maksud bukan time travellernya. Jadiii mereka semacam membutuhkan cerita yang bisa mendukung khayalan atau imajinasi mereka tentang kehidupan pertjintaan.

Subhanallah~ Pintar sekali saya kalo mengarang indah seperti ini~

Nonton drama ini mengingatkan saya ketika baca buku Norwegian Wood-nya Haruki Murakami. Bukan ceritanya yang sama, tapi sensasi ketika membaca. Plotnya maju mundur. Meskipun flat dan plotless, tapi gak sedikit bagian-bagian yang membuat saya ketawa, tertohok, sedih, terinspirasi kadang melonggo juga. Kamu gak akan menemukan plot yang heboh naik turun kayak novel-novel metropop- atau drama pertjiaan yang biasanya. Kamu gak bisa langsung men-judge ini koq begini, ini koq begitu, ini kenapa bisa begini, ini kenapa bisa begitu, sebelum kamu benar-benar selesai membacanya-atau menontonnya. Dan pesan yang diingin disampaikan bisa jadi diawal, bisa jadi diakhir atau bisa jadi dikeseluruhan cerita-atau drama- tersebut.

Yak, benar… hanya orang-orang sabar dan mau menunggu yang bisa mengatamkan drama ini tanpa nyinyiran. Baaahahaha XD

 

 

First Impression: Drama Korea Goblin

goblin-5

Siluman yang ganteng. Kalau papasan di jalan pasti sudah aku tembak. Dor!

Judul panjangnya, Goblin: The Lonely and The Greatest God. Weeenaakk… Silumannya kesepian. Sama kaya saya. Eh! :p

Drama ini adalah salah satu drama yang paling  ditunggu-tunggu pemirsa. Pasalnya, ini adalah drama terbaru Goong Yoo setelah 4 tahun gak main drama. Sopo kuwi Gong Yoo? Itu loh yang main Train to Busan. Belum nonton juga? Sama, sejujurnya saya juga belum nonton. hehe. Pokoknya Masnya kece lah. Wajahnya teduh, suaranya kayak diiklan hexos “Mama Pulang Yuk” yang bikin para cewe-cewe meleleh.

Kesan pertama kali ini begitu menggoda. Jujur, sebenarnya saya lebih terpikat sama Gong Yoo daripada sama ceritanya. Hahahahaha. Ceritanya cukup oke sih. Episode pertama saya lumayan ngerti ceritanya mau dibawa kemana.Emang mau dibawa kemana? Begini, Mas Gong Yoo ceritanya jadi jendral perang yang dikutuk. Sebuah kutukan yang romantis tapi tragis. Wenaakk… Dia dikutuk menjadi makhluk yang kekal abadi sampai menemukan pengantinnya.  Hanya pengantin silumanlah yang bisa menghapuskan kutukannya. Ketika si pengantin siluman mencabut pedang kutukan tersebut, maka si siluman seketika akan menjadi debu dan lenyap. Jadi, dia harus mencari pengantinnya hanya untuk mati. Tragis kan? Lebih tragis mana coba yang hanya dianggap butiran debu oleh si doi? Uhuk!

goblin-9

Om, mau gak jadi pacar aku? Teman Tapi Mesra juga boleh…

Menurut Wikipedia, hampir sebagian besar rakyat Korea Selatan memilih tidak beragama. Meskipun begitu mereka sangat menghormati orang-orang yang beragama, Loh. Dari drama-drama yang sudah saya lihat, sedikit-sedikit saya bisa menilai kalau masyarakat korea tidak terikat oleh norma agama. Atau mungkin disana memang tidak ada norma agama? Entahlah saya tidak tahu. Sehingga membuat mereka bebas berimajinasi tentang Tuhan atau Dewa. Seperti di Drama Another Oh Hae Young, dimana adegan Miss Oh yang sedang beol alias BAB sambil berdoa pada Tuhan. Itu kalau di Indonesia pasti sudah diboikot FPI dan difatwa haram dan sesat oleh MUI. kekeke

goblin-11

Perkenalkan Malikat Maut ala Korea. Tjakep kan?! Dia jomblo gak ya?

Lah lucunya di drama ini atau drama-drama serupa, Dewa, Siluman atau bahkan Malaikat Maut selalu di visualisasikankan dengan sosok yang sangat tampan,trendy dan tak lupa kaya-raya. Mau tahu gimana keseruan Malaikat Maut yang ngekos di rumah Siluman? Kemudian Siluman dan Malaikat Maut makan bersama, Malaikat Maut yang menjemur semfaknya,  atau Malaikat maut yang janjian dengan juniornya di Coffee Shop sambil ngopi-ngopi cantik? Silahkan lihat drama ini maka anda akan menemukannya. hahahhaha. Saya jadi ingat drama yang berjudul 49 Days. Di drama itu Malaikat Mautnya suka nge-band, punya hape, suka dengerin musik dan untuk mendapatkan jadwal kerjannya dia harus mendownload lewat hape. hahahahaha. Pokok e nyenengke tenan. Menyenangkan sekali. XD

Pokoknya dua episode ini cukup membuat saya terkesan lah. Semoga 14 episode selanjutnya semakin seru yes? Jangan tiba-tiba menjadi drama korea rasa FTV Endonesah atau banyak adegan yang gak banget kayak Dots.

Pak sutradara dan Tante penulis skenario, plis jangan kasih terlalu banyak micin pada drama ini. Cukup Dots saja yang cheezy, eneg dan iyuuhh. Oke?!

First Impression: Drakor The Legend of The Blue Sea

lee-min-ho-and-jun-ji-hyun-star-in-the-sbs-drama-the-legend-of-the-blue-sea

Koq Bisa wanita yang baru melahirkan tubuhnya tetep langsin kayak gitu? hahaha Sumber

Iyes, sesuai dengan judul, tulisan ini hanya berisi tentang kesan pertama saya terhadap drama ini. Secara drama ini masih tayang dua episode, jadi untuk bikin reviewnya harus nunggu selesai tayang dong. Dan itu kelamaan beb. Sepertinya juga saya gak ada niatan  bikin review nantinya, jadi sekarang saya ganti dengan bikin kayak gini. hehe

Jadi, bagaimana kesan pertama terhadap drakor yang lagi heboh ini?

Buruk.

Pertama, karena lead actor-nya Lee Min Ho. Dulu ketika ada berita Jun Ji Hyun a.k.a Cheon Song Yi yo yo yo mau main drama lagi, saya lumayan tertarik, tetapi ketika tau bahwa lawan mainnya adalah Pangeran Selera Rakyat kita – yang kemudian sekarang diganti oleh Song Jong Ki – Lee Min Ho, ketertatikan saya secara tiba-tiba menghilang. Kenapa harus Lee Min Ho?!! Ganok wong lanang ganteng liyane po?. Maka dari itu saya putuskan untuk tidak akan mendonlot dan menonton drama ini – seperti halnya dengan drama-drama Lee Min Ho lainnya. Eeeehh lah koq kemudian saya gak sengaja lihat teaser-nya. Hehe. Dalam video singkat itu, mbak e Cheon Song Yi lah koq karakternya gokil, koplak dan mbladus gitu. Jadilah kemudian saya melanggar peraturan yang saya buat sendiri. Hahahahaha. *gak ngurus!*

Selain akting dan karakter Mbak e Jun Ji Hyun, yang membuat rasa penasaran saya muncul kembali adalah sutradara dan penulis skenarionya. Pak Sutradaranya  dulu pernah menggarap Master’s Sun, Doctor stranger dan Brillian Legacy. Sedangkan penulis skenarionya adalah penulis skenario My Love from another star dan The Producer. Alasan yang cukup kuat untuk berekspektasi drama ini bakalan bagus dan saya mencoba dengan sekuat tenaga utuk mengabaikan ada Lee Mih Ho disana. Hahahahahaha.

Akhirnya saat episode 1 dan 2 tayang, saya donlot dan saya lihatlah. Dan hasilnya teuteup mengecewakan. Plotnya aneh terutama di episode pertama. Episode pertama hanya fokus pada visual Jun Ji Hyun yang pake apapun bakalan terlihat cantik. Meskipun gak bisa ngomong cuma au au au saja juga bakalan terlihat cantik. Meskipun karakternya jadi orang polos bodoh dan primitif juga terlihat cantik. Selama 59 menit drama berlangsung yang diceritakan sebagian besar adalah si putri duyung yang primitif gak tau apa-apa, jalan-jalan di kota dengan cowo modern yang ganteng biasa saja. Uwes. Itu tok. Mungkin di episode pertama ini, ingin menarik perhatian dan hati pemirsa dengan adegan-adegan konyol sang putri duyung yang cantik itu. Tapi bagi saya koq malah too much. Seperti ketika kita sedang melihat pelawak yang sedang melawak dengan tema dan guyonan yang sama, berkali-kali. Jayus kan? Garing kan? Nah! Seperti ituuu…

Episode kedua sedikit mendingan daripada episode pertama. Tapi cuma sedikiittttt banget, karena diepisode kedua putri duyung sudah bisa bicara ceritanya. Sedikit ada hawa segar daripada harus lihat scene-nya Lee Min Ho terus. hehehe. Selebihnya gak ada bedanya di episode pertama. Bedanya kalau di episode ke dua, si putri duyung kencan sama brondong sambil dikejar-kejar preman. Sukanya diepisode kedua ini, dikejutkan dengan munculnya Ahn Jae Hong. Itu looh yang jadi Jung Bong Hyung di Reply 1988 kakaknya Jung Pal yang lucu ginuk-ginuk dan bikin gemesh. Rasanya seperti ada angin semilir-semilir gitu waktu Jung Bong Hyung muncul, meskipun cuma sebyentar. Kenapa gak dia aja sih yang jadi pemeran utamanya? Akting dia lebih keren dan natural daripada akting Lee Min Ho itu. *Siap-siap dikubur hidup-hidup sama fansnya Lee Min Ho* :p

Jadi begitulah kesan pertama saya terhadap drama yang hebohnya mengkalahkan Dots ini. Sejujurnya saya cukup lega dengan dua episode yang mengecewakan ini. Saya jadi tidak harus melanjutkan melihatnya. Huahahahaha. Tapi karena permintaan pelanggan sanak saudara dan teman-teman yang terus meningkat, sepertinya saya harus tetep mendonlotnya untuk kepentingan khalayak banyak.

Demikianlah beberapa sambutan dari saya selaku penikmat drama korea yang sudah mulai lelah dengan drama korea yang tidak ada habisnya ini. Sekiranya ada kata-kata yang tidak berkenan di hati LeeMinHoLover harap dimaklumi apa adanya.

Akhirul kalam, saya meramalkan, bau-baunya sih, drama ini akan menggantikan Dots sebagai drama selera rakyat pilihan pemirsa.

Atas perhatiannya saya ucapkan Terima kasih.

Sekian.

 

Review Drama Signal: Free Will atau Takdir Tuhan?

 

*Spoiler Alert!!!!!

Hallooo… Gimana puasa kalian? Puasa hari ke-13  ini sudah berapa ajakan buka bersama yang kalian terima? Salah satunya ada yang ngajak hidup bersama gak? Eeeaaaaa… wkkk. Langsung aja yah cyynn… daripada yang jomblo baper lagi karena gak ada yang bangunin sahur dan gak ada yang bisa diajak taraweh bersama… 😛

Signal sebenarnya bukan drama baru yang masih anget-anget tai kucing. Bagi yang istiqamah mengikuti drama korea on going, drama ini tergolong lama, karena sudah selesai tayang di bulan maret kemarin. Mungkin agak telat merivewnya sekarang, jika mengingat saya adalah orang yang lumayan rajin merivew drama tepat setelah drama itu selesai tayang. Hehe. Tapi tak menjadi soal karena dari dulu saya memang sudah nguotot ingin meriview drama ini. Hahaha.

By the way, tepuk tangan untuk drama ini karena kemarin baru saja mendapatkan penghargaan sebagai Drama terbaik di 2016 (52nd) PaekSang Arts Awards MENGALAHKAN DRAMA SELERA RAKYAT DESENDANTS OF THE SUN! DIA JUGA MENANG SIH SEBAGAI PENERIMA GRAND PRIZE KALAU GAK SALAH. GRAND PRIZE?? KAYAK IKUTAN GERAK JALAN SEHAT AJAH. Oke, sori caps lock saya tadi sedikit bejat.

Ada banyak alasan kenapa drama ini harus mendapatkan predikat drama terbaik dan wajib ditonton. Yang pertama adalah ceritanya tidak pasaran dan murahan lah yah… Uhuk! Selain itu drama ini memang didukung oleh orang-orang keren mulai dari artis-artisnya, sutradara,  dan setelah saya melihat untuk kedua kalinya, saya lebih yakin bahwa sang penulis skenariolah yang paling kereeeen.

Bergenre crime, thriller, mystery, dan fantasy, drama ini menyajikan cerita dan adegan-adegan  yang menegangkan dan bikin penasaran penonton setiap episodenya. Tidak hanya membuat penasaran tapi juga mengaduk-aduk emosi dan adrenalin saya. Dan juga ini adalah salah satu dari sekian banyak drama bergenre crime-thriller yang bisa saya cerna dan resapi sebaik-baiknya. Hahaha.

Menariknya, beberapa kasus yang diceritakan di drama ini terinspirasi dari  kasus-kasus kriminal yang pernah menguncang negara Korea. Antara lain kasus pemerkosaan dan pembunuhan 10 wanita secara tragis selama rentang waktu 1986-1991. Dan kasus pemerkosaan seorang siswi yang dilakukan  oleh 44 siswa laki-laki yang berbeda. Ya Tuhaann…

Bercerita tentang seorang perwira polisi bernama Park Hae Young yang tiba-tiba bisa berkomunikasi dengan detektif senior bernama Lee Jae Han dari masa lalu yang telah dinyatakan hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Melalui  walkie-talkie tua milik Lee Jae Han yang ditemukan Park Hae Young di tahun 2015 dan di jam yang sama, mereka saling berkomunikasi di masa yang berbeda untuk saling membantu memecahkan kasus-kasus yang belum terpecahkan selama dua dekad.

Adalah plot / alur yang paling saya sukai dari drama ini. Kalau saya katakan, ceritanya mirip-mirip film-film tentang time traveling atau menjelajah waktu. Bedanya kalau film-film Sci-Fi yang pernah saya lihat, ada unsur kesengajaan ketika kembali ke masa lalu sedangkan drama Signal ini tidak sengaja terhubung dengan masa lalu. Jika bicara tentang  menjelajah waktu, konfliknya selalu keinginan manusia merubah masa lalu.

Itulah yang terjadi pada transmisi antara Park Hae Young dan Lee Jae Han. Lee Jae Han dari masa lalu seperti mendapat petunjuk apa yang akan terjadi di masanya. Di tahun 2015, beberapa kasus dari masa lalu tidak terpecahkan. Karena Lee Jae Han mendapat bocoran dari masa depan, beberapa kasus yang seharusnya tidak selesai, bisa terselesaikan dan masa depan pun berubah.

Transmisi ini seperti memberikan insight bagi mereka bahwa masa lalu bisa dirubah. Jika masa lalu berubah maka masa depan akan berubah. Jika masa lalu kelam bisa berubah maka tidak ada penyesalan di masa depan. Park Hae Young yang masih menyimpan penyesalan akan kematian kakaknya yang secara tiba-tiba, menyelidiki kembali kasus yang menimpa kakaknya itu. Saat kebenaran kematian kakaknya terungkap, dia ingin menyelamatkan kakaknya dengan meminta bantuan Lee Jae Han.

Yang terjadi kemudian adalah Lee Jae Han tidak pernah menyerah untuk menyelamatkan kakak Park Hae Young. Berusaha membogkar kasus besar yang direkayasa Kepala dan rekan kerjanya. Pejabat tinggi negara ikut terlibat. Nyawa Lee Jae Han dalam bahaya. Karena Lee Jae Han bersikeras mengungkap kasus tersebut, dia dibunuh dan mayatnya dikubur diam-diam. Itulah sebabnya Lee Jae Han dinyatakan menghilang pada tahun 2000.

Jika skenario seperti ini benar terjadi di dunia nyata, jika boleh agak serius sedikit, saya menyebutnya sebagai Takdir Tuhan. Coba bayangkan, jika Park Hae Young tidak mendapat transmini misterius tersebut, maka dia tidak akan mencari tau siapa Lee Jae Han dan kemudian mengenalnya. Jika dia tidak melakukan transmini itu maka dia tidak akan mendapat insight jika masa lalu berubah maka masa depan ikut berubah. Karena dia tahu mendapatkan kesempatan merubah masa lalu, maka dia minta bantuan Lee Jae Han untuk menolong kakaknya. Jika Lee Jae Han tidak menolong kakak Park Hae Young maka dia tidak akan dibunuh dan dikubur diam-diam oleh rekan kerjanya. Maka dia tidak akan dinyatakan hilang di masa depan. Jadi, apakah mereka pernah merubah skenario Tuhan yang sudah terjadi? Ataukah sejak awal memang sudah terjadi seperti itu, begitulah skenario Tuhan? Di skenario ini, manusia tidak memiliki free will atas hidupnya. Karena semua sudah di atur, semua sudah tertulis.

Tetapi…

Sepertinya mbak penulis skenario ingin menyampaikan pesan kepada penonton bahwa kita masih memiliki potensi untuk  memilih dan merubah nasib. Harapan akan selalu ada selama kita tidak pernah menyerah. Dan kita sendiri yang menentukan nasib dan hidup kita, karena manusia memiliki free will. Di episode menjelang akhir, Cha Soo Hyun,  atasan Park Hae Young dan juga junior Lee Jae Han di masa lalu – yang terus mencari keberadaan Lee Jae Han selama 15 tahun –  kebetulan sedang memegang walkie-talkie saat transmisi misterius muncul lagi, Cha Soo Hyun mencoba memperingatkan Lee Jae Han kalau dia akan dalam bahaya, dibunuh dan akhirnya mati. Singkat cerita Lee Jae Han akhirnya siaga dengan segala yang akan terjadi, dan selamat sampai masa sekarang atau tahun 2015. Yes, endingnya Lee Jae Han masih hidup. (katanya sih, akhir cerita sengaja dibuat seperti karena akan ada season kedua).

So, apakah ini free will atau Takdir Tuhan?

Saya pernah mendengar, semua yang terjadi pada manusia dan alam semesta ini sudah tertulis di Lauh Mahfuzh. Allah sudah menulis semua skenario yang akan terjadi pada semua makhluk ciptaan-Nya sebelum Dia menciptakan jagat raya ini. Dan semua kejadian ribuan tahun bagi manusia, hanya seperti sekejab mata bagi Allah. Apa yang saya lakukan seharian tadi sampai sampai saya menulis ini, sudah ada dalam skenario Allah. Semuanya dan sedetail-detailnya. Lalu, jika semua sudah tertulis, kita tidak perlu ngapa-ngapin dan semua akan datang dengan sendirinya dong yah? Oooh, nehi nehi nehi… Semua memang sudah tertulis, tapi berusaha adalalah kewajiban manusia. Kalau kamu mau dapat uang ya kamu harus bekerja, jika kamu ingin kurus ya kamu harus diet, jika kamu ingin bisa nyetir sepeda motor atau mobil ya kamu harus latihan, kalau kamu jomblo ngenes yoh iku wes nasibmu. Wakakakakaka 😛

Menurut saya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempura karena dia diberi kesempatan untuk memilih. Malaikat diciptakan hanya untuk patuh pada Allah, Setan diciptakan hanya untuk membangkang Allah, hewan hanya punya nafsu, tumbuhan gak punya akal maupun nafsu. Tetapi manusia memiliki pilihan. Pilihan untuk menjadi baik atau jahat, untuk beriman atau tidak, menjalani hidup dengan sebaik-baiknya atau meyia-nyiakannya. Disinilah free will menurut saya.

Dan apakah kamu percaya seluruh hidupmu sudah tertulis atau kamu percaya kamu bisa merubah nasibmu, ini juga free will dalam mengartikan hidupmu seperti apa. 🙂

 

Review Dots:Drama Selera Rakyat

Warning: Penuh kritikan! Yang anti kritik dilarang baca! Yang mendewakan Desendants of The Sun awas sakit hati!

Drama yang gemes banget pengen ku review akhir-akhir ini adalah Desendants of The Sun. Drama yang lagi disukai banyak orang. Dari beribu-ribu pecinta drama korea, entah itu pecinta drama korea kelas veteran atau kelas dadakan, ada sebagian kecil yang menggap drama ini konyol. Salah satu orang dari sebagian kecil tersebut adalah saya. Hehe

Ada banyak alasan kenapa saya merasa drama ini konyol. Alasan yang paling umum adalah karena drama ini adalah drama selera rakyat. Cerita yang mainstream, ringan, penuh dengan harapan dan angan-angan indah yang hampir semua orang memimpikannya— tapi gak pernah ada didunia ini. Selera rakyat adalah sebutan dari saya sendiri untuk sesuatu yang biasanya disukai banyak orang. Kalau novel biasanya ada tulisan best seller, national best seller  di sampul depannya. Entahlah, saya juga tidak tahu, karya-karya yang justru katanya best seller itu kenapa tidak masuk ke selera saya. Namanya juga selera.

Alasan khususnya, banyak sekali…  Eh, eh, eh, kamu, iya kamu, kamu pecinta Song Jong Ki garis keras bukan? Saya gak tanggung jawab loh ya, kalau kamu sakit hati… *evil*

Dari segi karakter saja sudah tidak menarik bagi saya. Karakter pemeran utamanya terlalu normatif. Yoo Si Jin, tentara yang gagah pemberani dan berwajah tampan. Rela melakukan apapun demi wanita yang disukainya. Yes… apapun itu, termasuk melanggar perintah komandan. Hellowwww…. Seorang tentara melanggar perintah??!! Aturan teko endi seng digawe?! Apalagi ini tentara sekelas tentara perdamaina PBB, saya ulangi: TENTARA PERDAMAIAN PBB. Prajurit atau tentara adalah seseorang yang mengikuti perintah. Itu jelas dan bahkan di drama ini juga sering disinggung. Lah ini koq, si kapten sering melanggar perintah sang komandan. Apalagi yah.. apalagi melanggarnya ini demi seorang wanita!! Yang lebih konyol lagi ketika mereka nguotot akan melakukan operasi pada Presiden Arab Saudi. Wakakaka… Saya ngakak misuh-misuh dibagian ini. Yang saya tau, Arab Saudi adalah negara yang paling susah diajak bernegosisai. Dan dimana-mana seorang presiden itu punya tim dokter sendiri. Kalau si presiden sedang sakit, ketika perjalanan kemanapun si dokter pasti bakalan ikut. Katakanlah skenarionya seperti di drama ini: Presiden melakukan kunjungan ke luar nengri dan dokter kepresidenan tidak ada waktu si presiden sedang sekarat. Skenario yang paling masuk akal adalah mengorbankan salah satu warga sipil untuk dijadikan kambing hitam. Itulah politik.

Kang Mo Yeon, si dokter berparas cantik dambaan semua pria dan bikin iri semua wanita. Menurudku si Dokter Kang ini sepertinya sudah lelah menjalani kehidupannya sebagai seorang jomblo, sehingga ketika ada cowo yang mendekat, girang sekali hatinya. Tapi sayanganya yang mendekati adalah seorang tentara yang super sibuk dan harus selalu mengikuti perintah komandannya bukan perintah pacarnya. Yang tidak kumengerti dari si Dokter Kang ini adalah, kenapa dia demen sekali ngambek ketika si cowo pergi bertugas? Kalau pacaran sama tentara ya konsekuensinya bakal sering ditinggal terus. Kalau gak mau ditinggal terus ya jangan pacaran sama tetara. Mbak penulis skenario, mbok ya agak keren gitu kalau bikin karakter tokohnya…

Selain karakter tokoh yang tidak mungkin ada di dunia ini dan tidak bisa dijadikan panutan, tema dari drama ini juga bikin saya bingung. Drama ini sebenarnya mau bahas apa sih? Apa yang ingin ditonjolkan dan sampai pada penonton? Tema percintaan? Politik? Medical/medis? Atau super hero? Atau semuanya? Saya menuduh si penulis hanya fokus pada cerita romansa saja: dahsyatnya jalinan kasih antara tentara dan dokter yang penuh cobaan dan ujian di medan perang dengan bumbu konflik-konflik politik yang rumit. Tapi menurutku jadinya malah wagu, gak mantesi, bukan pada tempatnya. Ya uda deh mbak penulis, kalau cuma ingin cerita romansa yang menye-menye, bikin aja cerita cinta yang tertukar atau perebutan harta atau apa kek. Gak usah ditambah masalah politik. Politik yang melegalkan segala cara untuk keuntungan pribadi rasanya lucu sekali jika dipertemukan dengan cinta yang mampu mengorbankan dirinya demi kebahagiaan orang lain. Bulsit banget…

Karena mungkin saya sudah gagal paham dengan tema ceritanya, saya jadi gak mudeng dengan plotnya. Sebenarnya gak begitu rumit dengan plotnya. Biasa saja. Gak ada yang istimewa. Mulus-mulus saja. Malahan menurut saya kurang smooth antara adegan satu ke adegan lainnya. Alur cerita dari satu adegan ke adegan yang lain gak bikin greget, gak bikin saya penasaran dan gak bikin saya excited. Gak ada konflik yang rumit. Apa coba konfliknya? Wong isi ceritanya cuma Yoo Si Jin yang sibuk menyelamatkan si Dokter Kang daripada menyelamatkan bangsa. Temannya si Yoo Si Jin yang jalinan asmaranya ditentang oleh Bapak dari si perempuan karena si cowo pangkatnya lebih rendah, konfliknya juga gitu-gitu aja. Dan lagi, banyak scene/ adegan yang menurutku gak penting, banyak pemeran pembantu yang gak penting juga kemunculannya. Mubazir banget…

Nonton drama ini kayak makan snack keju yang banyak micinnya. Gurihnya eneg, cheezy icik icik ehem ehem gimana gitu. Karena saya gak terlalu suka dengan snack keju—apalagi yang banyak micinnya, jadilah setiap episode saya misuh-misuh.

Adegan lain yang bikin misuh-misuh adalah saat gempa bumi. Semua orang kacau, berlari mencari pertolongan, bangunan banyak yang rusak dan tidak sedikit yang roboh. Korban berjatuhan. Banyak yang luka dan mati. Dokter Kang dan kawan-kawan mau tidak mau menjadi relawan karena mereka adalah tenaga medis. Singkat cerita, ada SATU korban yang meninggal karena diagnosis yang kurang tepat oleh dokter muda. Si dokter muda sedih tidak kepalang. Merasa dirinya gagal sebagai dokter. Korban yang mati itu ditangisi dan disuruh hidup lagi (wkkk). Kejadian itu membuat relawan yang ada situ menghentikan kegiatan menolong korban hanya untuk ikutan sedih bersama dokter muda tersebut. Saat melihat scene itu saya pengen teriak, “Wooeeyy buyar..! buyaar!! Iku loh korbanmu akeh seng arep mati gara-gara mbok tinggal tangis-tangisan! (Itu loh, korbanmu banyak yang meninggal karena kalian sibuk menangis). Wakaka… :p

Ada lagi adegan yang bikin saya meriang: ketika si dokter Kang dan dokter tentara Yoo mengoperasi pasien yang terinfeksi virus mematikan. Saat si dokter Yoo Myeon Joo dinyatakan dia positif terinveksi, sang pangeran menerobos ruang isolasi mengorbankan dirinya demi memeluk sang pujaan hati. Buakakakakakaka. Oke, sebenarnya gak ada masalah dengan adegan ini. Tapi rasanya seperti habis makan seloyang besar cheesecake. Cheesecake memang enak, tapi kalau kebanyakan yah bikin eneg. Wkkkk

 Jangan dikira, cuma saya saja yang misuh-misuh karena drama ini. Orang korea sendiri banyak yang mengkritik drama ini loh… Salah satunya karena di drama ini terlalu banyak iklannya. Sebenarnya sudah biasa di drama korea menampilkan iklan atau sponsor yang mendukung acara tersebut. Tapi ada satu adegan yang gak banget. Wakakaka… Ceritanya ingin mengiklankan mobil yang ada tombol mengemudi otomatis (auto pilot). Jangan dikira adegan yang ada adalah adegan tembak-tembakan seru tentara pasukan khusus yang dipimpin Kapten Yoo Si Jin saat melindungi Presiden Korea Selatan karena mendapat serangan dari Korea Utara. Adegan yang bisa membuat penonton berdecak kagum dan pengen beli mobil canggih itu. Mobil yang canggih dan keren itu, kalau kalian tau dipakai adegan kissing di dalam mobil yang sedang berjalan! Faaakkk!!! Hambok peliiss reekkk, kalau mau lebih ekstrem kenapa gak sekalian kissing saat bergelantungan di helicopter ketika misi penyenyelamatan??!! wkkkk… :v

Tapi, ada satu hal yang positif dari drama ini yaitu konsisten dengan cerita yang mainstream dan cheezy sampai akhir! Karena fairytale,  harus berakhir happily ever after dong… Mereka semua hidup bahagia selamanya. Yoo Si Jin dan Song Dae Yeong yang sudah diumumkan berita kematiannya, tiba-tiba hidup kembali dan muncul ditengah padang pasir dan hujan salju. Wakakaka… Dan penderitaan saya saat menonton episode terakhir yang super memosankan ditutup dengan sempurna oleh sebuah epilog, “ Bukannya kalian menyukai akhir seperti ini? Kami mengatasi semua masalah dengan cinta dan hidup bahagia selama-lamanya.” the end. FAAKKKK!! Mengatasi semua masalah dengan cinta jareee….

Disaat saya mau posting tulisan ini, tanpa sengaja menemukan artikel di muvila.com yang mengatakan bahwa, akhir drama ini sebenarnya sad ending, tapi karena si penulis mendapat banyak protes dari penonton, dan mungkin karena penulis takut drama-drama berikutnya gak laku jika dia tidak mengikuti keinginan penonton, di last minutes, penulis merubah cerita menjadi happy ending. Duuh..duuh… segitu besarnya kah keinginan orang-orang ini mempunyai hidup bak di negeri dongeng yang berakhir bahagia selamanya?

Nothing last forever gaes, sebuah akhir adalah awal dari sesuatu dan setiap awal mempunyai akhir yang akan menjadi awal dari sesuatu. 😀

 

Manusia Menyukai Kenangan: Review Reply 1988

bokeh-light-memories-photography-quote-Favim.com-128290

Hanya sebuah foto yang saya ambil di Google

Manusia itu menyukai kenangan. Bukankah hanya kenangan yang bisa membuat peristiwa sedih menjadi indah nantinya dan bisa dinikmati, bahkan bisa dijadikan cerita? Saat sendiri dan merasa kesepian, memanggil kembali kenangan, suasana bisa menjadi lebih dramatis bisa sedikit menghibur hati yang kesepian. Potensi manusia yang menyukai kenangan inilah, membuat produser drama korea membikin drama yang mengajak pemirsanya memanggil kembali kenangan-kenangan pada periode waktu tertentu. Sudah tiga drama yang telah diproduksi, yaitu Reply 1994, Reply 1997, dan reply 1988. Ketiga seri Reply tersebut sangat disukai masyarakat korea dan penikmat drama korea. Konon katanya Reply seri terbaru yaitu Reply 1988 lah yang mendapat sambutan paling meriah, sangat dicintai dinegaranya dan bikin baper penikmat drama korea di luar Korea, termasuk Indonesia, terutama SAYAH!!

Saya, sebagai brand ambassador tidak resmi Tv-N (stasiun televisi yang menayangkan drama ini) cabang Indonesia, mengajak dan mengundang anda semua untuk menonton drama ini. Dan sebagai penikmat drama korea tingkat veteran, saya menobatkan drama ini sebagai Drama of The Year 2015 and 2016 (yah, nanti kalau ada drama yang lebih bagus di tahun ini akan saya revisi. Wkk).

Entah drama atau film yang saya review di blog ini pastinya “lain” dari drama-drama lainnya – yang saya ikuti. Sesuatu yang lain itulah yang ingin saya bagikan. Saya perlu mengeluarkannya biar gak bosok di dalam.

Anda tidak terlalu suka drama percintaan? Jangan khawatir… karena drama ini ber-genre Drama Family Comedy. Bercerita tentang 5 keluarga koplak yang tinggal di gang yang sama pada tahun 1988. Yup, drama ini mengajak kita bernostalgia ke tahun 1988. Anda belum lahir atau masih orok ditahun segitu? Sama, saya juga. Hahahaha. Jangan khawatir juga, karena Korea tahun 1988 sama dengan Indonesia tahun 1998, paling tidak itulah yang saya rasakan. Wakakaka. Gile, Indonesia ketinggalan 10 tahun dari korea, Bo’. Wakakak. Anda tipe orang yang mudah bosan dengan banyaknya episode? Jangan khawatir karena drama ini mengandung humor tingkat parah. Setiap episodenya pasti ada adegan yang LOL banget sampe bikin ngakakak.

Attention to detail

Drama yang sangat attention to detail banget. Saya yakin persiapan pembuatan drama ini lebih lama dari drama-drama lainnya. Dibutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan riset tentang apa saja yang terjadi 27 tahun silam. Peristiwa-peristiwa bersejarah, peristiwa politik yang kontroversial, fenomena masyarakat yang terjadi pada waktu itu, budaya masyarakat yang masih dilakukan pada waktu itu dan mungkin sudah hilang saat ini, fashion, hair style, make up, lagu, film, tayangan berita, bahkan Iklan-iklan jaman jadul ditayangkan kembali! Belum lagi mengumpulkan benda-benda yang lagi nge-trend dan merepresentasikan tahun tersebut. Seperti, televisi, tape recorder, telepon, kulkas, mobil, bus, komik, kaset, walkman, piringan hitam, bahkan snack-nya pun kemasannya dibikin persis seperti 27 tahun silam. Sumpah niat banget pokoknya, beda jauh sama, ehhem, sinetron endonesah.

Saya baru tahu kalau Olimpiade 1988 dilaksanakan di Seoul Korea Selatan. Di tahun 1988 di korea, budaya memberikan atau bertukar makanan ke tetangga masih berlangsung. Di Indonesia, sampai sekarang masih berlangsung. Wakaka. Pisang dan Nanas adalah makanan mahal dan langkah di korea pada tahun tersebut. Satu biji pisang (biji loh yah, bukan satu curung) harganya lebih mahal daripada satu bungkus rokok. Di Indonesia, segala macam pisang dan Nanas mudah dicari dan harganya murah pula. Wakakak… Ah, Endonesia kau sungguh sesuatu… :-*

Mendobrak standar cerita fairy tale

Fairy Tale???? Iyes… Fairy Tale tidak bisa lepas dengan cerita tjinta dan menemukan tjinta sejati. Uhuk. Entah apapun itu, novel, film, drama, sinetron yang bergenre romance, tema utamanya tidak jauh-jauh dari itu. Menemukan Tjintah Sejatih, #preett!

Jika drama lainnya hanya dan terus memamerkan kisah tjinta antara dua insan manusia yang penuh cobaan dan ujian, dan mendoktrin permisanya dengan pemikiran jika kamu percaya tjinta, maka tjinta akan menolongmu dari segala macam bahaya dan hidupmu akan bahagia selamanya. #Astaghfirullah.. Oke, itu tidak salah tapi saya wes enek dengan yang seperti itu. Dan nyatanya juga tidak seperti itu. Jauuhh seperti itu.

Drama ini seperti ingin mendobrak standar cerita drama per-tjintaan selama ini. Bahwa, tjinta antara dua insan yang dimabuk asmara adalah golongan terendah dari tingkat kasih sayang antar manusia. Di atas itu, masih ada cinta orang tuamu, kakak adikmu yang berada dalam satu institusi yang disebut keluarga. “Pada akhirnya yang menolongmu dari masalah bukanlah otak, tetapi seseorang yang akan terus mengandeng tanganmu dan tidak akan melepasmu, dia adalah keluarga.”.

Selain keluarga, masih ada hubungan antar sahabat yang lebih intim daripada patjaran dan biasanya dianggap sepele,  “Mencintai seseorang bukan cuma berarti kau harus senang bisa ada didekat mereka tapi artinya kau mau menyesuaikan dirimu dengan mereka. Lalu, mencintai seseorang berarti sebesar apapun rasa sakit dan penderitaan yang disebabkan oleh orang itu dan meski kau ingin sekali membenci mereka tapi, pada akhirnya, kau tidak akan bisa membencinya. Mencintai seseorang, bukan berarti kau tidak membenci mereka. Melainkan kau tidak bisa membencinya”. Dan itu semua hanya bisa dilakukan oleh keluarga dan sahabatmu, bukan pacarmu, mungkin juga suamimu. Hehe :p

Btw, itu yang digaris miring bukan quote bikinan saya. Itu saya nyadur dari drama ini. Mana mungkin saya bisa bikin kata-kata yang super sekali seperti Golden Fish Ways kayak gitu, ya kan?? wkakaka :v :p

Deep Messages

Menurutku, ini adalah Drama Satir. Dibalik skenario yang penuh dengan kekocakan, setiap episodenya mengandung pesan yang sangat mendalam. Yes, setiap episodenya. Drama yang penuh dengan muatan pesan mendalam tapi dibalut dengan sangat ringan dan menghibur. Dan realistis!

Bikin Baper berkepanjangan

Ini yang paling bikin gregetan. Meskipun tema utamanya adalah keluarga dan sahabat, entah kenapa romancenya bikin baper berkepanjangan. Padahal yah, cuma gitu-gitu doang. Ini adalah drama dengan ending yang menyedihkan. Menyedihkan bagi saya lah…! Mana mungkin ada cerita romance comedy yang berakhir menyedihkan? Ya kan?

Karena sad ending bagi saya itulah, saya menaruh kebencian yang luar biasa pada penulisnya. Dasar bajingan tengik! Saya dibikin ketawa, nangis, terharu, belum habis terharunya dibikin ketawa lagi, terharu lagi, nangis lagi, BAHKAN PATAH HATI!! Siapa mereka berani-beraninya membuat wanita kuat dan tegar seperti saya bisa rapuh dan patah hati hanya dengan cerita fiksi romantisme picisan anak remaja. Cih!!!

Bagi yang sudah menonton drama ini, atau akan menonton drama ini, saya titip salam buat Mas tjakep, tinggi yang tangganya ganteng dan punggungnya menggoda. Dia yang bikin saya patah hati. T__T

Mblo… Mblo… Seharusnya hidupmu itu dibikin patah hati karena hubungan asmara, bukan patah hati karena lihat drama. Dasar Jomblo…

The Beauty Inside: Love Has Many Faces

poster the beauty inside

Sebenarnya saya bukan fanatik korea. Maksudnya, apa-apa harus berbau korea. Yang dilihat harus drama atau film korea, musik harus musik korea, make up hanya mau pakai made in korea biar berasa seperti artis-artis korea. Saya gak se-ABG itu laah. Tapi entah kenapa yang sering saya resensi disini drama korea. Nah sekarang ini saya mau resensi film korea. Hehe. Laaaahh… mau gimana lagi, saya taunya link untuk download drama dan film korea. Saya pernah coba download film-film holiwud tetapi selalu gagal. Akhirnya untuk urusan film-film holiwud saya serahkan pada kakak, temen, dan kakaknya temen. Tapiiii, karena jadwal nonton drama korea sangat padat akhirnya film-film holiwud pun juga gak sempet dilihat juga sih. Hahahaha…

Oke, minum Aqua dulu biar fokus…

Jadi, ada sebuah film yang membuat saya gak bisa move on. Hehe… Ya Tuhaannn ada apa dengan saya?? Judulnya The Beauty Inside. Meskipun dari judulnya terlihat sekali kalau ini cerita-cerita klise yang garing, tapi tidak se-garing  yang anda kira sodarah-sodarah. Setelah sekian lama ini adalah film percintaan yang bisa membuat saya susah move on! Hari ini saya sentimental sekali yah?? *kipas-kipas*

Singkat cerita, seorang laki-laki bernama Woo Jin, dia akan berubah menjadi orang yang berbeda setiap kali bangun tidur, tanpa memandang jenis kelamin, usia dan ras. Setiap hari dia menjalani kehidupan baru dengan wajah baru. Woo Jin berubah wujud sejak usia 18 tahun. Setelah itu dan sampai sekarang. Meskipun setiap hari dia adalah orang yang berbeda, entah laki-laki atau perempuan, manula atau anak-anak, orang korea atau bule, di dalam dia tetap Woo Jin dengan segala sifat dan kepribadian yang sama. Pada suatu hari, ditempat yang sering dikunjungi, dia bertemu dengan Yi Soo, perempuan yang membuatnya jatuh cinta. Setiap hari dengan wajah yang berbeda dia mengunjungi tempat tersebut hanya untuk bertemu dengan gadis itu. Singkat cerita Woo Jin berhasil mendapatkan gadis pujaannya. Dan Yi Soo akhirnya mengetahui siapa sebenarnya Woo Jin. Tidak mungkin tanpa konflik, Yi Soo yang awalnya merasa dipermainkan akhirnya bisa menerima Woo Jin apa adanya.

Film ini mungkin ingin menyampaikan sesuatu dengan pertanyaan sederhana tapi dengan konflik yang rumit. Pertanyaannya bukan lagi, “Apakah kamu suka pada seseorang karena penampilan atau karena hatinya? Tetapi, Apakah kamu sanggup kencan dan mencintai seseorang yang berubah wujud setiap hari? Kita tidak usah mengelak kalau seringnya kita suka sama seseorang itu karena fisiknya. Entah itu wajahnya, matanya, senyumnya, tinggi badannya. Awalnya suka karena fisik kemudian berkembang menyukai sifat atau kepribadian setelah cukup lama mengenalnya. Nah, gimana kalau orang yang kita sukai itu setiap hari berubah wujud kayak Woo Jin. Wajahnya berubah, sorot matanya berubah, senyumnya berubah. Apakah kamu masih menganggap orang itu adalah orang yang sama?

Meskipun agak lebay, bisa dibilang saya suka semua hal tentang film ini. Plot yang menarik, sinematografi atau pengambilan gambar dan editing yang bagus. Saya gak tau kenapa bisa ada efek glowing-glowingnya gitu dan kesannya romantis gitu deehh. Soundtrack! Saya suka sekali lagu-lagunya. Salah satu yang membuat saya susah move on adalah lagu-lagunya. Bukan lagu-lagu ballad khas drama korea yang liriknya pasti ada kata saranghae… saranghae, dengan suara penyanyinya yang kayak orang mau nangis. Tapi semua lagunya adalah instrumental piano dan gitar yang lembut. Sutradara dan aktornya juga pada pinter-pinter. Mungkin ada 100 orang yang dikerahkan untuk memerankan karakter Woo Jin. Dan 100 orang itu bisa memerankan satu karakter seorang Woo Jin. Ekpresi wajah yang sama, emosinya sama dan suasana hati yang sama. Sehingga bisa membuat penonton merasakan meskipun Woo Jin selalu berupa wujud tapi dia tetap Woo Jin. Tuuhh kan, saya sentimental sekali hari ini…

Saya kasih tepuk tangan pada bagian casting. Gilakk, pinter kali dia merekrut aktor-aktor ganteng korea dengan image yang sesuai dengan karakter Woo Jin. Misalnya, saat Woo Jin PDKT dengan Yi Soo, wajah yang muncul di pagi hari adalah wajah manis, ganteng dan tingginya Park Seo Joon. Siapa yang bakal menolak wajah ganteng dan loveable seperti itu ketika PDKT??? Kemudian, saat jalan-jalan santai di sore hari wajah yang muncul adalah brondong imut nan ngemesinnya Lee Hyun Woo. Saat ada acara pesta kantor wajah yang muncul laki-laki macho, gagah, penuh pesona dan enak kalau diajak bubuk bareng, Lee Jin Wook . Yang pastinya bikin iri semua wanita-wanita di acara pesta. Kemudian, saat Yi Soo dilamar Woo Jin, wajah yang muncul adalah wajah cool, sabar, romantis dan gantengnya, Lee Dong Wook. Saat mutusin Yi Soo, wajah yang muncul, laki-laki matang, mapan dan ngayomi gituu, Kim Ju Hyeok, dengan latar bersalju yang romatis diputusin ,men….! Duh, saya ikutan sakit hati waktu nontonya… hahahaha. Saat balikan pun, eehh wajah yang muncul wajah bad boynya Yoo Yeon Seok. Wajah-wajah yang bikin wanita betah bersamanya meskipun beberapa kali disakiti. Halaaahhh… hahahaha. Tapi tidak semua wajah Woo Jin yang muncul adalah wajah-wajah tampan. Ada juga wajah Om-om botak dengan kumis dan jenggot. Pendek pula. So faar gak terlalu kartun banget lah.

Well, film ini recommended untuk di tonton. Bagi yang suka cinta-cintaan harus nonton lah yahh. Kalau gak suka korea, sekali-sekali boleh lah nonton film korea. Toh, gak tiap hari kayak saya. Kalau gak suka cinta-cintaan, masak gak bosen lihat film eksyen superhero terus? 😀

NB: soundtrack The Beauty Inside bisa diunduh disini